Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Akibat Pemeritaan Negatif, Pedagang Tahu dan Mie Basah Terancam Bangkrut

Berkembangnya pemberitaan mengenai adanya kandungan formalin di dalam tahu dan mie basah, berdampak pada sepinya pembeli.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Akibat Pemeritaan Negatif, Pedagang Tahu dan Mie Basah Terancam Bangkrut
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Berkembangnya pemberitaan mengenai adanya kandungan formalin di dalam tahu dan mie basah, berdampak pada sepinya pembeli.

Terlihat beberapa pedagang tradisonal yang berjualan tahu dan mie basah di Kota Palembang mengalami kerugian yang besar.

"Sejak seminggu terakhir ini, pembeli sepi. Mungkin karena dampak dari ditemukannya tahu dan mie basah mengandung formalin, jadi warga pada takut mengkonsumsi tahu dan mie basah lagi," ujar salah seorang pedagang Fatimah, Kamis (17/7/2014) di Pasar16 Ilir Palembang.

Fatimah mengatakan, saat ini dirinya, hanya mampu menjual 100 tahu per hari. Padahal selama ini sebelum adanya pemberitaan tahu dan mie basah ada campuran formalin, ia sehari bisa menjual sekitar 600 tahu.

Begitu juga dengan mie basah, sehari hanya terjual beberapa kilogram saja, selebihnya tak bisa terjual.

"Kalau ada tahu dan mie basah yang tak laku terpaksa bawa kembali ke rumah. Untuk tahu di kasih campuran garam supaya masih bisa di jual keesokan harinya," kata Fatimah.

Ia menambahkan, kalau kondisinya seperti ini terus, maka usahanya bisa terancam gulung tikar.

Berita Rekomendasi

"Saya hanya bisa berharap, pembeli bisa banyak lagi. Supaya usahanya tidak sampai gulung tikar," ungkapnya.

Senada dengan Fatimah, Arni mengalami nasib demikian. Kini omzet penjualan tahu dan mie basah  turun drastis.

"Mau gimana lagi kalau sudah begini. Hanya bersabar saja, menunggu kondisi menguntungkan lagi," kata Arni.

Lebih lanjut dikatakan, dalam sehari dirinya mengalami kerugian jutaan rupiah. Kondisi ini, benar-benar diakui sangat merugikan. Untuk itu, kalau kondisi seperti sekarang tak kunjung membaik, maka dirinya akan beralih keusaha yang lain.

"Kalau tidak ada perubahan, saya mempertimbangkan untuk berganti profesi sebagai pedagang lainnya yang lebih bisa menguntungkan," kata Arni.

Sementara itu, salah seorang pembeli Amel (30)  mengaku, belum mengetahui adanya pemberitaan mengenai adanya tahu dan mie basah ada campuran formalin. Tapi dirinya mengaku, hanya sesekali saja beli makanan tersebut.

"Saya tidak tau, ada kabar tahu dan mie basah ada kandungan formalin. Jadi sampai sekarang saya masih mengkonsumsi tahu," kata Amel.

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas