Presiden Terpilih Diminta Perhatikan Pembangunan Infrastruktur
Harsya Prasetyo, Head of Sales and Marketing PT. First State Investments Indonesia menyampaikan optimismenya terhadap kemampuan Presiden terpilih.
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman menyuarakan bahwa siapapun presiden terpilih harus memerhatikan pembangunan infrastruktur yang akan menunjukkan bangkitnya investasi dan perekonomian negara.
“Visi ekonomi jangka panjang untuk 15-20 tahun ke depan menjadi hal yang wajib dimiliki oleh pemerintahan baru. Dengan pertumbuhan global yang melambat, reformasi struktural dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan perekonomian di atas 5 persen," kata Helmi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Ia mengatakan diperlukannya penguatan sektor-sektor berorientasi ekspor sebagai sumber devisa. Sektor transportasi umum juga harus dibangun untuk mengurangi intensitas penggunaan dan impor bahan bakar minyak.
Dengan sorotan dan perhatian yang diberikan oleh masyarakat internasional, Pilpres 2014 juga bisa memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengukuhkan posisinya di mata dunia yang telah dibangun oleh pemerintah saat ini, sekaligus memastikan keberlangsungan dukungan dari pihak luar untuk tetap terjalin dengan pemerintahan yang baru.
Sementara itu, Harsya Prasetyo, Head of Sales and Marketing PT. First State Investments Indonesia turut menyampaikan optimismenya terhadap kemampuan Presiden terpilih untuk melanjutkan perbaikan kondisi makro ekonomi Indonesia.
“Harapan kami para investor yang tadinya wait and see akan mulai berinvestasi kembali, kami optimis dana kelolaan kami dapat tumbuh 51 persen di akhir tahun 2014. Salah satu reksadana kami yang diluncurkan awal tahun ini di Citibank yaitu First State IndoEquity Opportunities Fund – USD telah mencapai 80 persen dari target dana kelolaan dalam kurun waktu tiga bulan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Ikrar Nusa Bhakti juga menyertakan beberapa faktor yang menurutnya akan mendukung terciptanya situasi aman dan kondusif pasca pengumuman resmi hasil Pilpres pada 22 Juli mendatang.
“Persiapan oleh TNI dan Polri terkait pengawasan dan pengamanan Pilpres kali ini tampak lebih matang. Faktor sejarah juga menunjukkan bahwa pemilihan Presiden maupun pemilihan legislatif di Indonesia tidak pernah sekalipun memicu kekerasan atau tindakan anarkis dari masyarakat,” terang Ikrar.
Mengenai pasar saham menjelang hasil resmi pemilihan Presiden, Vivian Secakusuma, Presiden Direktur PT. BNP Paribas Investment Partners, menilai valuasi pasar saham masih berada dalam level yang wajar dan masih jauh di bawah level tahun 2008. Secara regional, Return on Equity dari emiten Indonesia pun masih merupakan yang tertinggi.
"Dalam kondisi seperti ini, produk investasi dengan tema infrastruktur yang memiliki strategi bottom up dapat memberikan potensi kenaikan nilai investasi dari pertumbuhan pendapatan kelas menengah dan meningkatnya belanja infrastruktur,” jelasnya.