Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

OJK: Kredit Perbankan Tumbuh Maksimal 16 Persen

Mayoritas bank menurunkan target kredit karena realisasi pertumbuhan kredit di semester I 2014 melambat

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in OJK: Kredit Perbankan Tumbuh Maksimal 16 Persen
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Kepala Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ekonomi melambat, bank-bank merevisi target pertumbuhan kredit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, mayoritas bank merevisi target pertumbuhan kredit di tahun ini.

Perubahan itu masuk dalam revisi rencana bisnis bank (RBB) yang diajukan ke OJK. "Maksimal pertumbuhan kredit 16% di tahun ini, meski ada juga yang optimistis tumbuh 16%–18%.," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad, Kamis (14/8/2014).

Dengan pertumbuhan 16%, penyaluran kredit perbankan di tahun ini akan berkisar Rp 3.850,04 triliun, dari realisasi kredit tahun lalu sebesar Rp 3.319,84 triliun.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) menambahkan, koreksi target pertumbuhan kredit menjadi 16% dari semula 15%–18%, sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi BI. BI menduga, ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1%–5,5% di tahun ini, tapi cenderung menyentuh batas bawah. "Kami sudah koordinasi dengan regulator agar bank-bank jangan terlalu ekspansi dalam menyalurkan kredit sampai akhir tahun," kata Halim.

Irwan Lubis, Deputi Komisioner Perbankan OJK bilang, mayoritas bank menurunkan target kredit karena realisasi pertumbuhan kredit di semester I 2014 melambat. "Bank mengoreksi target kredit karena merasa tidak akan mencapai target," ujarnya.

Tren perlambatan kredit sudah tampak di medio 2014. Per Juni 2014, kredit perbankan bernilai Rp 3.493,5 triliun, atau tumbuh 16,6% saja. Sebagai perbandingan, pada Juni 2013, kredit masih bisa naik 20% menjadi Rp 2.982,43 triliun. "Semua sektor kredit akan mengalami perlambatan kredit," tambah Irwan.

Likuiditas ketat yang menyebabkan ketersediaan dana untuk menyalurkan kredit semakin terbatas juga menjadi alasan lain perlambatan kredit perbankan.

Berita Rekomendasi

Sejumlah bank yang merevisi kredit adalah PT Bank Central Asia Tbk, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, serta Bank Bukopin.

Roy A. Arfandy, Presiden Direktur Bank Permata mengungkapkan, likuiditas ketat menyebabkan penyaluran kredit kian terbatas. Bank milik Astra Internasional dan Standard Chartered ini menurunkan target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 12%–13% dari sebelumnya 15%–17%. Dengan target barunya, penyaluran kredit Bank Permata hanya Rp 119,81 triliun–Rp 120,88 triliun.

BCA juga pesimistis mampu menggapai target kredit sebesar 15%–17%. Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama Bank BCA sebelumnya pernah menyebutkan angka baru pertumbuhan kredit BCA tahun ini kemungkinan berada di kisaran 8% hingga 10%.

Sementara, CIMB Niaga mematok angka pertumbuhan kredit 11% dari rata-rata target pasar 15%–18%. Bahkan Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Niaga menyatakan, kredit bank secara nasional cuma bisa tumbuh di bawah 10%.

Tapi, Anika Faisal, Direktur Kepatuan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mengaku, BTPN tetap mematok target pertumbuhan kredit 15%–17%. "Sejak awal, kami tidak agresif menyalurkan kredit, angka itu sudah sesuai," imbuh Anika. (Nina Dwiantika)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas