Dirut Mandiri: Perbankan Indonesia Kuat Hadapi Krisis
"Pengalaman menghadapi kemungkinan krisis sangat kuat. Kita punya pengalaman 1998 dan 2008. Saat itu kondisinya lebih parah ketimbang sekarang,"
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Bank Mandiri Tbk (BMTR) Budi Gunadi Sadikin yakin industri perbankan Indonesia kuat menghadapi kemungkinan terburuk situasi ekonomi pascapelaksanaan Pilpres 2014. Sejumlah bankir diakuinya berpengalaman mengendalikan krisis pada 1998 dan 2008.
"Pengalaman menghadapi kemungkinan krisis sangat kuat. Kita punya pengalaman 1998 dan 2008. Saat itu kondisinya lebih parah ketimbang sekarang, dolar AS sempat di atas kondisi sekarang yang mencapai Rp 13 ribu per dolar AS," kata Budi dalam diskusi 'Economic Outlook Pascapemilihan Umum 2014,' di Jakarta, Senin (18/08/2014).
Budi meyakini situasi pascapemilu juga akan terus membaik. Hal ini tampak dalam pemilu sebelumnya di 2004 dan 2009 yang malah menunjukkan sentimen positif setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih. Jadi tidak ada sntimen negatif terhadap pasar keuangan.
"Sejauh ini sangat baik, tidak ada sentimen negatif pascapilpres," katanya.
Seperti diketahui ada kondisi eksternal dan internal yang dapat memengaruhi indeks. Beberapa situasi seperti Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK) dan tekanan atas kondisi geopolitik di Ukraina-Rusia dapat berpengaruh ke kondisi ekonomi di Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki potensi tekanan fundamental terkait membesarnya defisit neraca berjalan yang disebabkan melambatnya pertumbuhan perekonomian global dan membesarnya subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak di pasaran dunia internasional.