Pedagang Ayam Ancam Mogok Berjualan
Pedagang daging ayam potong di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cianjur ancam mogok berjualan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Pedagang daging ayam potong di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cianjur ancam mogok berjualan. Pasalnya para pedagang kesulitan menjual daging ayam potong lantaran harganya mencapai Rp 36 ribu per kilonya.
Seorang pedagang daging ayam potong di Pasar Muka, Saepulloh (25), mengatakan, harga daging ayam di Kabupaten Cianjur masih belum stabil meskipun lebaran sudah berlalu 1 bulan yang lalu. Menurutnya harga daging ayam potong justru semakin tak menentu sehingga membuat konsumen enggan membeli daging ayam potong.
"Seminggu setelah lebaran sempat turun sekitar Rp 30 ribu per kilonya. Tapi tidak bertahan lama dan naik lagi harganya menjadi Rp 32 ribu per kilonya. Setiap minggu naik dan hari ini (kemarin. Red) naik menjadi Rp 36 ribu per kilonya," kata Saepulloh kepada Tribun, Kamis (28/8).
Saepulloh tak mengetahui pasti penyebab harga daging ayam bisa menembus Rp 36 ribu per kilonya. Ia menduga ada permainan di tingkat bandar dan peternak lantaran tidak ada pasokan daging ayam potong. Informasinya yang didapatnya, banyak pasokan daging di Kabupaten Cianjur dijual ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Mungkin karena di Jakarta harganya lebih bagus sehingga pasokan di Cianjur kurang. Akibatnya kami para pedagang tidak bisa berjualan dengan harga di atas Rp 30 ribu per kilonya. Kami juga merugi karena banyak konsumen menolak membeli harga segitu," kata Saepulloh.
Diakui Saepulloh, selama seminggu ini terus mengalami kerugian lantaran banyak daging ayam potong yang tak habis terjual dalam satu hari. Modal berjualan pun terpaksa bertambah untuk menutup kerugian yang dialaminya akibat banyak daging ayam yang tak laku itu.
"Biasanya sehari bisa dapat keuntungan Rp 500 ribu, sekarang dapat Rp 200 ribu saja sudah alhamdulillah. Memang susah jualannya sekarang karena harga tinggi tapi sepi pembeli. Saya juga tidak berani stok banyak. Yang biasanya menyetok 1,5 kuintal, sekarang cuma 60 kilo saja," kata Saepulloh.
Hal senada juga dikatakan Andri Kusuma (30), pedagang daging ayam potong lainnya di Pasar Muka ketika ditemui Tribun, Kamis (28/8). Setiap harinya ia menombok Rp 100 ribu untuk menutupi modal berjualan lantaran banyak sisa daging ayam potong yang tak terjual.
"Saya sampai menjual tiga hape untuk menambah modal dan bertahan. Setiap harinya modal saya habis Rp 2 juta., tapi setiap hari rugi Rp 100 ribu. Padahal modal harus utuh agar bisa berjualan lagi. Di Pasar Muka saja sudah ada 10 pedagang daging ayam yang memilih libur," kata Andri.
Menurut Andri, mahalnya harga daging ayam potong yang mencapai Rp 36 ribu per kilo saat ini memang memberatkan para pedagang. Pasalnya kebutuhan dan permintaan daging ayam saat ini memang dinilai rendah. Seharusnya harga daging ayam saat ini Rp 26 ribu per kilonya.
"Penyebabnya saya tidak tahu, tapi bisa juga karena efek dari pengurangan kuota BBM kemarin walau tidak ada kenaikan harga. Yang jelas kami ingin harga daging ayam segera stabil lagi tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah," kata Andri. (Teuku M Guci)