Orang Indonesia Suka Belanja dan Ogah Menabung
Meskipun turun satu poin dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2014, konsumen Indonesia masih tercatat paling optimistis
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meskipun turun satu poin dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2014, konsumen Indonesia masih tercatat paling optimistis di dunia mengenai keadaan keuangan pribadi mereka. Selain itu tercatat pula tingginya keinginan konsumen Indonesia untuk berbelanja.
Demikian laporan terkini Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending yang hasilnya diolah kembali dan dirilis oleh Nielsen pada akhir pekan ini. Hasil risetnya sendiri telah dirilis pada Juli lalu.
Dipaparkan bahwa sebesar 85 persen responden menyatakan keadaan keuangan pribadi mereka untuk 12 bulan ke depan baik atau sangat Baik. Selain itu optimisme konsumen mengenai prospek pekerjaan lokal juga masih tinggi.
Secara rinci dikemukakan, hampir 8 diantara 10 konsumen (76 persen) menyatakan prospek pekerjaan lokal dalam waktu satu tahun ke depan Baik atau Sangat Baik. Secara global, Indonesia berada pada urutan ketiga yang paling optimistis.
Pada bagian lain laporan ini dipaparkan, keinginan konsumen Indonesia untuk menabung pada kuartal kedua 2014 menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Jika pada kuartal pertama 2014 terdapat 71 persen konsumen mengatakan, mereka menggunakan dana cadangan setelah mencukupi biaya hidup untuk menabung, maka pada kuartal kedua 2014 hanya 65 persen yang menyatakan hal yang sama.
Selain itu tercatat bahwa 38 persen konsumen menyatakan menggunakan dana cadangan mereka untuk berlibur, kemudian 31 persen untuk berinvestasi saham atau reksadana dan 26 persen untuk produk teknologi baru.
Adapun keinginan konsumen Indonesia untuk berbelanja pada kuartal kedua ini tercatat tetap tinggi. Sekitar 57 persen konsumen menyatakan waktu satu tahun ke depan merupakan waktu yang Baik atau Sangat Baik untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan atau butuhkan. Persentase ini meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tercatat 53 persen.
Berakitan dengan kondisi ekonomi Nielsen mencatat adanya kekhawatiran utama pada konsumen Indonesia (34 persen). Angka ini sama dengan kuartal sebelumnya.
Namun secara mengejutkan, pada kuartal kedua 2014 ini tingkat kekhawatiran konsumen akan keseimbangan antara hidup dan pekerjaanmeningkat tajam (20%) dibandingkan kuartal sebelumnya (14%). Sementara itu kekhawatiran atas stabilitas politik sedikit menurun (19%) dibandingkan dengan pada kuartal pertama 2014 (20%).
Konsumen Indonesia juga mengkhawatirkan masalah kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan orangtua dan kriminalitas (15%), serta kenaikan bahan bakar minyak (12%) dan pemanasan global (10%).