Wijaya Karya Garap Myanmar
Wijaya Karya berpotensi mengantongi pendapatan dari pengerjaan proyek kawasan multiguna di Myanmar
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA -- Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Peribahasa tersebut sepertinya tepat menggambarkan upaya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memperbesar pendapatan bisnis dari proyek di luar negeri.
Terbaru, Wijaya Karya berpotensi mengantongi pendapatan dari pengerjaan proyek kawasan multiguna di Myanmar. Kamis (11/9) kemarin, perusahaan itu menandatangani kontrak kerjasama dengan Noble Twin Dragons Pte Ltd. (NTD). Proyek kawasan multiguna Pyay Tower & Residences di Yangon, Myanmar itu bernilai US$ 270 juta.
Wijaya Karya mendapatkan bagian pengerjaan proyek dengan kontrak senilai US$ 125 juta. "Ini menjadi proyek yang besar buat kami luar negeri. Kami antusias untuk bekerjasama menyelesaikan proyek ini," kata Bintang Perbowo, Presiden Direktur Wijaya Karya dalam acara Signing Ceremony of Contract Agreement between WIKA and NTD, Kamis (11/9/2014).
Penjajakan kerjasama tersebut berlangsung sejak setahun belakangan. Bintang mengatakan perusahaan patungan investor Singapura dan Myanmar, Noble Twin Dragons ini, yang menggandeng Wijaya Karya sebagai mitra.
Rencananya, Pyay Tower & Residences akan berdiri di atas lahan seluas 9.000 meter persegi (m²) di kawasan bisnis negara yang kini beribukota di Naypyidaw itu. Proyek itu berisi tiga menara, yang terdiri dari satu menara perkantoran dan ritel, serta dua menara apartemen. Lantas, bakal ada hunian residensial juga di tempat ini.
Peletakan batu pertama proyek itu akan dilakukan bulan depan. Kalau tak ada aral melintang, proyek gotong-royong itu rampung dalam tiga tahun ke depan.
Target pendapatan
Layaknya pembangunan proyek terintegrasi, proyek itu juga melalui beberapa tahap pembangunan. Pada tahap pertama, Wijaya Karya dan Noble Twin Dragons akan mendahulukan menara perkantoran. Penggarapan menara seluas 57.000 m² itu ditargetkan rampung enam bulan.
Pembangunan menara perkantoran ritel itu mencuil investasi sekitar US$ 110 juta–US$ 120 juta dari total investasi. Sementara biaya konstruksi menghabiskan US$ 56 juta.
Direktur Wijaya Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, sejatinya Wijaya Karya juga mendapat tawaran mengerjakan gedung perkantoran dalam proyek itu. "Kami ingin bukan hanya konstruksi saja yang ekspansif tapi juga bisnis yang lain, maka itu di proyek ini kami mungkin akan mengajak WIKA Gedung," ujar Destiawan.
Namun, perusahaan berkode WIKA di Bursa Efek Indonesia itu belum bisa berbicara banyak tentang rencana besar tersebut. Mengingat, perusahaan itu masih harus berkonsentrasi merampungkan bagian pekerjaan rumahnya.
Pada kesempatan yang sama, Rick Goh, Chief Executive Officer Noble Twin Dragons Pte Ltd meyakini potensi pasar properti Myanmar masih sangat menjanjikan. Pasalnya negara itu belum banyak tersentuh pembangunan properti bergaya modern. "Ini adalah proyek awal, kami akan fokus dan meneruskan bisnis properti di Myanmar," tandas Goh.
Menurut penuturan Jennifer Janeth, Director of International Business Development Noble Twin Dragons Pte Ltd, proyek Pyay Tower & Residences ini nantinya bisa mendatangkan pendapatan US$ 400 juta–US$ 500 juta. Sayangnya, Janeth tak membeberkan porsi keuntungan dalam kerjasama yang melibatkan tiga negara ini.
Sebelumnya manajemen Wijaya Karya menargetkan mengantongi pendapatan dari proyek luar negeri sebesar Rp 500 miliar tahun ini. Sementara target total pendapatan WIKA Rp 18,93 triliun. Jadi, proyeksi porsi pendapatan luar negeri sebesar 2,64%. (Merlinda Riska)