Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kredit Macet BPR di Jambi Tembus 8 Persen

Seiring dengan itu, fenomena berbeda diperlihatkan oleh pengucuran kredit dan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK)

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kredit Macet BPR di Jambi Tembus 8 Persen
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada triwulan II-2014 mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya. Seiring dengan itu, fenomena berbeda diperlihatkan oleh pengucuran kredit dan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK).

BPR tampak getol menyalurkan kredit sehingga bertumbuh. Sayangnya, perolehan DPK justru melambat. Ironisnya, angka kredit macet atau non performing loan (NPL)  terus menanjak dan mengkhawatirkan.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menyampaikan dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) triwulan II-2014 jumlah aset seluruh BPR di Jambi mengalami penurunan sebesar Rp 5,79 miliar (0,78% (qtq)) dari sebesar Rp 742,64 miliar menjadi Rp 736,85 miliar.

Tak sampai di situ, dana pihak ketiga (DPK) juga menurun sebesar Rp 4,25 miliar (0,78% (qtq)) dari sebelumnya Rp 541,82 miliar menjadi Rp 537,57 miliar. "Penurunan DPK tersebut seiring dengan kebutuhan likuiditas deposan menjelang sekolah, liburan sekolah dan persiapan menjelang Idul Fitri 1435 H," ungkap Kepala Perwakilan BI Provinsi Jambi, V Carlusa, kemarin (16/9).

Mengenai penurunan DPK, Carlusa bolang terjadi pada deposito berjangka sebesar Rp 7,68 miliar (1,67% (qtq)) yang pada triwulan sebelumnya sebesar Rp 459,28 miliar menjadi Rp 451,59 miliar. Sementara tabungan sedikit meningkat sebesar Rp 3,43 miliar (4,17% (qtq) ) menjadi Rp 85,98 miliar dari sebelumnya Rp 82,54 miliar.

Sebaliknya, jumlah penyaluran kredit sedikit meningkat sebesar Rp 212,87 juta (0,04% (qtq)) menjadi Rp 545,06 miliar. Peningkatan penyaluran kredit tersebut diklaim disebabkan oleh peningkatan kredit modal kerja dan kredit investasi.

Kredit modal kerja sedikit meningkat yaitu sebesar Rp 3,36 miliar (2,05% (qtq)) menjadi Rp 167,55 miliar dan kredit investasi sebesar Rp 744,42 juta (0,71% (qtq)) menjadi Rp 105,33 miliar. Sebaliknya kredit konsumsi menurun sebesar Rp 3,89 miliar (1,41% (qtq) menjadi Rp 272,17 miliar.

BERITA REKOMENDASI

Sedangkan kualitas kredit BPR pada triwulan laporan menunjukkan penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet dari 7,99 persen menjadi 8,56 persen atau semakin jauh melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5 persen, sehingga memerlukan perhatian khusus.

"Kenaikan NPL tersebut terjadi di semua jenis penggunaan kredit yang diberikan, namun didominasi oleh kredit konsumsi lalu diikuti kredit modal kerja dan kredit investasi," katanya.

Sedangkan jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, NPL didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha lalu diikuti sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor jasa-jasa.

Kenaikan NPL tersebut disebabkan oleh kenaikan suku bunga kredit seiring dengan kenaikan BI rate. Meskipun secara umum kinerja BPR pada triwulan laporan menunjukkan sedikit penurunan, BPR masih menjalankan fungsinya intermediasinya dengan baik yang terlihat dari LDR yang tercatat sebesar 84,71 persen atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya (82,57%). (hdp)

Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas