Seleksi Saham ala Reksadana Manulife
Kejelian manajer investasi (MI) dalam memilih saham yang potensial menjadi kunci keberhasilan reksadana racikannya.
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kejelian manajer investasi (MI) dalam memilih saham yang potensial menjadi kunci keberhasilan reksadana racikannya. Untuk mengoptimalkan imbal hasil, ada MI yang hanya berfokus pada beberapa saham. Pemilihan sahamnya juga lebih mengutamakan analisis fundamental emiten ketimbang pilihan berdasarkan sektor saham maupun kondisi makro ekonominya.
Salah satu yang menerapkan strategi ini adalah Manulife Saham Andalan racikan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Director of Investment MAMI, Alvin Pattisahusiwa, mengatakan, Manulife Saham Andalan menerapkan high conviction strategy.
Strategi ini lebih menekankan pada saham yang akan dikoleksi ketimbang pemilihan sektor saham maupun kondisi makro ekonomi. "Untuk produk ini kami lebih menekankan pada stock selection atau saham-saham mana saja yang bagus masuk ke portofolio," kata Alvin.
Lebih rinci, Alvin menjelaskan strategi ini memungkinkan MAMI untuk memperbesar porsi suatu saham dari emiten yang memiliki prospek bagus. Jadi manajer investasi tidak terpaku pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saja, tapi lebih mencermati pada masing-masing saham.
Berbekal strategi itu, Alvin mengklaim ada potensi saat IHSG sedang turun, kinerja Manulife Saham Andalan justru naik karena aset dasar saham dipilih berdasarkan prospek kinerja emitennya.
Strategi ini juga diterapkan untuk menjaring investor yang sebenarnya ingin berinvestasi saham. Tapi, mereka tidak punya banyak waktu dan kemampuan yang cukup untuk memilih saham-saham apa saja yang bagus masuk portofolionya. "Dengan memiliki produk reksadana ini, saham-saham terbaik sudah kami pilihkan," klaim Alvin.
Alhasil, kata Alvin, Manulife Saham Andalan berpotensi memberikan imbal hasil lebih besar dari indeks acuannya. Namun dia mengingatkan, potensi risikonya juga lebih tinggi.
Produk ini diluncurkan pada 1 November 2007. Per 2 September 2014, nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaannya senilai Rp 1.942,57. Artinya sejak diluncurkan, reksadana ini telah memberi imbal hasil 94,25 persen.
MAMI memasang target kinerja Manulife Saham Andalan antara 3 hingga 10 persen di atas kinerja IHSG. "Kami menyebutnya sebagai tracking error. Kinerja Manulife Saham Andalan bisa 3-10 persen di atas atau di bawah IHSG. Tapi kami tidak berharap di bawah IHSG," jelasnya.
Per akhir Juli 2014, total dana kelolaan Manulife Saham Andalan mencapai Rp 1,81 triliun. MAMI tidak memasang target khusus pencapaian dana kelolaan pada akhir tahun ini.
Bagi yang tertarik memiliki reksadana ini, minimum investasi awal dan investasi selanjutnya sebesar Rp 100.000. Investor Manulife Saham Andalan akan dikenai biaya pembelian sebesar 2 persen dan penjualan di bawah 1 tahun sebesar 1,25 persen.
Untuk penjualan lebih dari 1 tahun, tidak dikenakan biaya penjualan. Adapun biaya pengelolaan maksimum 2,5 persen per tahun dan biaya bank kustodian maksimum 0,25 persen per tahun.
Analis PT Infovesta Utama, Viliawati menilai, strategi high conviction dikenal sebagai strategi yang umumnya lebih fokus pada saham-saham dengan jumlah yang lebih sedikit. Tapi masing-masing saham diberi bobot yang lebih tinggi ketimbang pada strategi portofolio yang lebih terdiversifikasi. "Sehingga pergerakannya cenderung lebih agresif," ujar Viliawati.
Alhasil, kinerja reksadana tersebut hanya dipengaruhi oleh saham-saham yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, dalam strategi ini, ketepatan pemilihan saham oleh manajer investasi menjadi faktor kunci yang menentukan kinerja reksadana.
Viliawati memandang strategi ini cukup sesuai diterapkan pada saat sekarang. Maklum, kondisi valuasi saham saat ini relatif sudah cukup mahal. (Noor Muhammad Falih)
5 Besar Efek Portofolio
* PT Astra International Tbk
* PT Bank Central Asia Tbk
* PT Bank Mandiri Tbk
* PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
* PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Sumber: Fund fact sheet Juli 2014