Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Antisipasi Kenaikan Harga BBM, Armada Sidomulyo Bakal Konsumsi BBG

Perusahaan transportasi angkutan kelapa sawit, PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU), akan mengonversi semua armadanya ke BBG

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Antisipasi Kenaikan Harga BBM, Armada Sidomulyo Bakal Konsumsi BBG
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Model berfose disamping Truk FAW yang berbahan bakar gas saat Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (28/9/2014). PT Gaya Makmur Mobil, Distributor Truk dengan merek FAW Motor, mengeluarkan varian truk berbahan bakar Compressed Natural Gas (CNG). Truk ini merupakan produk pertama yang dilproduksi untuk menyambut konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke bahan bakar alternatif. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan transportasi angkutan kelapa sawit, PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU), akan mengonversi semua armadanya ke Bahan Bakar Gas (BBG). Hal ini dilakukan untuk efisiensi pengeluaran bahan bakar kendaraan.

Direktur Utama PT Sidomulyo Selaras, Tjoe Mien Sasminto, mengatakan selama ini perseroan dalam mengoperasikan kendaraan jenis truk di Sumatera menggunakan bahan bakar solar tidak bersubsidi, dengan harga Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per liter.

"Kalau kita gunakan gas bisa hemat sekitar 30 persen sampai 35 persen. Ekuivalen satu liter solar di gas hanya Rp 4.000 saja," kata Sasminto, Selasa (11/11/2014).

Selain menekan biaya pengeluaran bahan bakar, Sasminto pun mengakui tindakan konversi sebagai langkah antisipasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, yang nantinya akan membebani perseroan.

"Kita memiliki kurang lebih 400 truk, ini bisa hemat pengeluaran. Lalu kita juga kan mengikuti pemerintah, Pak JK (Jusuf Kalla) yang meminta untuk memaksimalkan penggunaan gas," ujarnya.

Sementara untuk kebutuhan dana konversi tersebut, perseroan akan mengambil dananya dari penerbitan saham baru lewat mekanisme Non HMETD atau Private Placement. Dari aksi ini, Sidomulyo berpotensi meraup dana segar minimal Rp 50 miliar. Namun, untuk konversi hanya dipakai 30 persennya saja.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas