Inalum Telah Membantu Defisit Listrik di Sumatra Utara
Direktur Utama PT Inalum, Winardi, mengatakan selama ini Inalum telah berkontribusi dalam usaha mengurangi krisis listrik di Sumatera Utara
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Inalum (Persero), Winardi, mengatakan selama ini Inalum telah berkontribusi dalam usaha mengurangi krisis listrik di Sumatera Utara dengan memberikan daya sebesar 90 MW yang dihasilkan PLTA milik PT Inalum (Persero).
Daya yang dihasilkan delapan turbin pembangkit, yakni 4 turbin di pembangkit Sigura-gura dan empat turbin di pembangkit Tangga, mencapai total 603 MW pada kapasitas output puncak.
"Setelah dikurangi spinning power dan rugi-rugi transmisi, daya yang sampai di sub station pabrik peleburan Kuala Tanjung hanya sekitar 553 MW saja, dan dari daya ini sebanyak 90 MW secara kontinu sejak November 2013 disalurkan kepada masyarakat Sumatera Utara melalui PLN," kata Winardi, Senin (17/11/2014).
Sedangkan sisanya sebesar 463 MW, jelas dia, seluruhnya digunakan untuk mengoperasikan 510 unit tungku peleburan dan seluruh fasilitas pendukungnya. Tungku tersebut dioperasikan 24 jam terus menerus selama 6-7 tahun (umur rata-rata tungku).
"Jika tidak mendapatkan energi listrik lebih dari 3 jam, maka tungku akan rusak dan harus dibangun ulang (pot reconstruction) dengan dana miliaran rupiah per tungku," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Pengamat Intelijen Indonesia, Kresna Handoko, bahwa PLN telah membangun juga pembangkit untuk memenuhi kekurangan listrik di Sumut yang hanya dalam kurun waktu 2 bulan ke depan telah siap.
"Kenapa tidak didorong saja proyek tersebut ketimbang harus mengganggu kinerja Inalum yang telah susah payah dinasionalisasikan dari Jepang dengan biaya yang tidak sedikit dan menjadi kebanggaan Bangsa sebagai produksi Aluminium satu-satunya di Indonesia," ungkapnya.
Menurut Kresna, dengan situasi seperti ini tidak menutup kemungkinan ada pemasok aluminium dari asing yang mencoba mempengaruhi pembuat kebijakan agar mengganggu kinerja Inalum atau setidaknya mengurangi produksi Inalum agar perusahaannya bisa memasok aluminium ke Indonesia.
"Banggalah dengan produk bangsa sendiri dan jangan menggesernya hanya demi keuntungan semata, kita bukan bangsa liberal dengan modal inilah bangsa kita akan menjadi terdepan," pungkas Kresna.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.