Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis
tag populer

Banyak yang Salah Paham tentang Petral, Ini Penjelasan Menteri ESDM

Sudirman Said menilai, persepsi masyarakat mengenai PT Pertamina Energy Trading (Petral) banyak yang keliru

Editor: Sanusi
zoom-in Banyak yang Salah Paham tentang Petral, Ini Penjelasan Menteri ESDM
http://www.petral.it
Pertamina Energy Trading Limited (Petral) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai, persepsi masyarakat mengenai PT Pertamina Energy Trading (Petral) banyak yang keliru. Bahkan dia mengatakan telah terjadi mispersepsi terhadap anak perusahaan Pertamina itu.

"Banyak orang yang mispersepsi tentang Petral dan Pertamina, bagaimana cara kerjanya," ujar Sudirman saat menggelar konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Dia menjelaskan, Petral adalah anak perusahan Pertamina yang bertugas melakukan pembelian BBM impor di Singapura. Dengan kata lain, menurut Sudirman, Petral merupakan kepanjangan tangan Pertamina dalam mengurus segala keperluan BBM impor.

Meskipun begitu, Sudirman mengatakan bahwa tindak lanjut terhadap Petral tergantung rekomendasi dari Komite Reformasi Tata Kelola Migas yang dibentuk oleh Kementerian ESDM. "Tim nanti akan menjelaskan Petral bagaimana. Petral itu ya tergantung nanti. Kita kasih waktu 3 bulan," kata Sudirman.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengintruksikan agar keberadaan anak perusahaan Pertamina, Petral dikaji total oleh tim reformasi tata kelola migas yang dipimpin oleh Faisal Basri. Pemerintah bahkan menegaskan akan menutup Petral setelah hasil investigasi keluar.

"Arahan beliau (presiden), meminta Menteri BUMN dan Menteri ESDM untuk melakukan review secara menyeluruh terhadap Petral. Gunanya untuk meyakinkan pegelolaan PT Petral dilakukan secara transparan dan akuntabel sertadigunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa," kata Menteri ESDM Sudirman Said di istana kepresidenan, Rabu (19/11/2014).

Sudirman mengatakan, apabila Petral ternyata tak memberikan manfaat bagi negara, pemerintah menutup Petral. "Maka dibuka kemungkinan, kalau bisa ditutup, ya ditutup. Tetapi terlebih dulu dilakukan review," katanya.(Yoga Sukmana)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas