Bogasari Berencana Tambah Produksi Terigu 5.000 ton per hari
Perusahaan produsen tepung terigu Bogasari Flour Mills, berencana menambah produksi terigu
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA -Perusahaan produsen tepung terigu Bogasari Flour Mills, berencana menambah produksi terigu. Salah satu divisi bisnis PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ini dalam cetak birunya, ingin menambah produksi terigu 5.000 ton per hari.
Penambahan kapasitas produksi dilakukan dalam jangka waktu lima tahun ke depan, atau sampai tahun 2020. "Ini rencana produksi lima tahun," kata Fransiscus Welirang, Kepala Bogasari Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Rabu (10/12/2014).
Pembangunan pabrik untuk antisipasi kenaikan penjualan tepung terigu yang tumbuh setiap tahunnya. Jika sesuai rencana, ekspansi pabrik dimulai tahun 2015, dan di target rampung tahun 2020. Adapun lokasi pabrik yang dibidik berada di luar Jawa.
Soal nilai investasi, Fransiscus Welirang yang akrab disapa Franky tak menyebutkan angkanya. Untuk diketahui saja, Bogasari telah memiliki dua pabrik tepung terigu di Jakarta dan Surabaya. Pabrik di Jakarta berkapasitas 15.000 ton gilingan gandum per hari. Sedangkan pabrik di Surabaya berkapasitas produksi 7.500 ton gilingan gandum per hari. Adapun utilitas kedua pabrik ini mencapai 85%-90% dari total kapasitas produksi.
Mayoritas penjualan tepung terigu Bogasari merambah pasar dalam negeri. Hanya 30.000 ton saja yang ekspor ke Asia Timur dan Asia Tenggara. Franky yang juga Ketua Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) ini menjelaskan, pertumbuhan penjualan tepung terigu 10 tahun terakhir naik rata-rata 5% per tahun. "Tahun depan bisa naik 5%-6%," jelasnya.
Adapun pertumbuhan penjualan tepung terigu tahun 2014 diperkirakan lebih lambat, hanya tumbuh 2% menjadi 5,4 juta ton. Jika dibandingkan dengan penjualan tepung terigu 2013 lalu yang tercatat sebanyak 5,3 juta ton. "Rata-rata pertumbuhan tahunan terigu 5%, namun 2014 tumbuh lambat 2%," kata Franky.
Penurunan laju penjualan terigu ini terjadi karena konsumen banyak yang menunggu hasil politik pasca pemilu. Selain itu, tahun ini tak banyak ekspansi yang dilakukan oleh industri makanan, karena ketatnya likuiditas.
Untuk tahun 2015, Bogasari berusaha untuk memperbesar pasarnya dengan mengeluarkan varian baru dari tepung terigunya. Selain itu, perusahaan akan memperkuat bisnis mitra dari Usaha kecil Menengah (UKM). Saat ini, ada sekitar 55.000 UKM binaan Bogasari dan setiap tahunnya bertambah sekitar 10%.
Portofolio penjualan perusahaan dalam skema business to business (B2B) berkontribusi 30% dari total penjualan. Adapun 70% penjualan dilakukan ke end user atau business to consumer (B2C). Dari 30% pasar B2B tersebut, sebesar 65% untuk pelaku UKM, dan sisanya ke korporasi makanan dan restoran.(KONTAN / Benediktus Krisna Yogatama )