BNI Fokus di Consumer Retail dan Business Banking
Terjadi kebutuhan untuk melakukan pengeluaran dengan membeli produk-produk industri.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bank Negara Indonesia (BNI) tengah memfokuskan diri pada bisnis consumer retail dan business banking. Untuk itu, bank berlogo angka 46 ini memberi porsi kredit 70% untuk business banking dan 30% untuk ritel konsumer.
"Fokus bisnis itu berkaitan dengan keinginan kami untuk membantu program pemerintah," ujar Gatot M. Suwondo, Direktur Utama BNI saat ditemui di kantornya, pekan lalu.
Gatot menjelaskan kaitan BNI membantu program pemerintah dalam fokus bisnisnya. Menurut dia, selama beberapa tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong konsumsi terutama dengan adanya pertumbuhan masyarakat berpenghasilan menengah. Dari situ, terjadi kebutuhan untuk melakukan pengeluaran dengan membeli produk-produk industri.
Dengan begitu, kata Gatot, industri harus bertumbuh dengan tetap menjaga konsumsi. Khusus business banking, lanjut Gatot, BNI tengah mempelajari industri apa saja yang akan menjadi unggulan. "Selama ini, BNI masuk di industri agribisnis, listrik, telekomunikasi, konstruksi dan engineering, food and beverage, oil and gas mining, perdagangan, dan basic capital industry," imbuhnya.
Sementara dari segmen consumer retail, Gatot berharap BNI bisa menjadi life time banking partner. Artinya, BNI mulai memfasilitas kebutuhan nasabah mulai dari anak kecil hingga dewasa. Meski begitu, Gatot memberi catatan khusus untuk nasabah yang doyan konsumsi. "Please spend wisely. Jangan sampai kewajiban pembayaran melewati 40% penghasilan Anda," katanya.
Dengan posisi 70% business banking dan 30% consumer retail, Gatot yakin, BNI dapat berperan dalam program pembangunan yang dilakukan pemerintah. (Issa Almawadi)