Pemerintah Kaji Subsidi BBM Pascaturunnya Harga Minyak
Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah tengah mengkaji subsidi terhadap Bahan Bakar Minyak, mengaca harga minyak dunia yang turun.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga minyak dunia melemah hingga 65 dolar Amerika per barel, Senin (15/12/2014). Harga ini jauh di bawah asumsi pemerintah dalam APBN 2014, yakni 105 dolar Amerika per barel.
Menteri Kordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah tengah mengkaji subsidi terhadap Bahan Bakar Minyak, mengaca harga minyak dunia yang kini terus menurun.
Sofyan mengaku belum bisa menyimpulkan apakah harga BBM akan turun, pascapengurangan subsidi BBM sebesar Rp 2 ribu perliter pada bulan lalu. "Kita ada sejumlah pilihan yang kita pikirkan," katanya, Senin (15/12/2014).
Organisasi produsen minyak, OPEC, sejauh ini juga belum terlihat akan mengambil kebijakan pengurangan produksi sehingga menyebabkan harga minyak akan kembali melambung.
Pemerintah berharap harga BBM terus rendah hingga 1-2 tahun ke depan, sehingga bisa membuat pemerintah menghemat subsidi BBM. "Pemerintah akan mengambil kebijakan harga BBM sebelum akhir tahun," ujarnya.
Dengan asumsi 105 dolar Amerika perbarel, pemerintah mensubsidi Rp 1 triliun per harinya untuk BBM. Bulan lalu pemerintah mengurangi subsidi Rp 2 ribu per liter. Uang itu akan dialihkan ke sektor produktif.