LCGC Sukses Lanjut Dengan LC Low Carbon Emition
Kehadiran mobil murah Low Cost Green Car (LCGC) telah menuai banyak kritik dan pujian di kalangan masyarakat Indonesia.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran mobil murah Low Cost Green Car (LCGC) telah menuai banyak kritik dan pujian di kalangan masyarakat Indonesia. Kendati demikian, market share mobil LCGC sampai saat ini sudah mencapai 15 persen dari seluruh total penjualan semua tipe mobil.
Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian Soerjono mengungkapkan program LCGC rencananya akan dilanjutkan tahun depan. Selain LCGC pemerintah juga sedang mengembangkan teknologi lanjutan dari mobil murah, yakni mobil Low Cost Low Carbon Emition.
"Kalau LCGC bagus tahun depan kita melanjutkan LC Low Carbon Emition," ujar Soerjono kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Soerjono memaparkan saat ini pemerintah masih berkoordinasi untuk mengembangkan regulasi khusus mobil Low Cost Low Carbon Emition. Salah satu hal yang akan digodok adalah insentif pajak terutama untuk suku cadang.
"Kita carikan insentifnya masuk kesitu," ungkap Soerjono.
Dengan Low Cost Low Carbon Emition, Soerjono memaparkan bahan bakar yang digunakan bukan minyak. Rencananya Low Cost Low Carbon Emition tidak akan menggunakan BBM bersubsidi atau non subsidi, dengan tujuan untuk menghemat pasokan BBM yang sudah menguras anggaran negara.
"Kita harus menghemat BBM apapun Premium Pertamax walaupun harganya mahal," ungkap Soerjono.