Hadapi Perdagangan Bebas, Pengusaha Belajar dari Alumni Harvard
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengundang 50 alumni dari Harvard, untuk menukar pengalaman dan informasi
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengundang 50 alumni dari Harvard, untuk menukar pengalaman dan informasi terkait perekonomian global saat ini. Hal ini juga sekaligus membekali pengusaha muda menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Ketua Hubungan Internasional BPP Hipmi, Hardini Puspasari, mengungkapkan agar bisa bersaing dan bertahan menghadapi perekonomian internasional, dibutuhkan jaringan kerjasama antarnegara lain.
"Salah satu kunci negara yang sukses adalah dengan membangun networking yang kuat," ujar Hardini dalam keterangannya, Rabu malam (7/1/2015).
Hardini memaparkan, dalam menghadapi perdagangan bebas, setiap negara memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dengan adanya pertemuan antara HIPMI dan Harvard, diharapkan bisa saling bertukar pikiran, informasi, dan pengalaman.
"Kita harus belajar bagaimana negara lain bisa sukses dengan adanya persaingan global," jelas Hardini.
Hardini menambahkan, dalam Masyarakat Ekonomi Asean 2015, tenaga kerja di Indonesia harus mempunyai serifikasi kompetensi untuk meningkatkan daya saing. Selain itu produk-produk UKM menurut Hardini sudah harus mempunya standar SNI agar produk di dalam negeri terlindungi dari gempuran impor.
"Mungkin produk yang di luar pun harus ada standar yang diproteksi dari Pemerintah Indonesia," kata Hardini.