Rilis The Fed akan Tekan Pergerakan Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan. Hal ini disebabkan, sentimen negatif dari eksternal yang masih mendominasi.
Analis valuta asing Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, masih belum stabilnya kondisi politik di wilayah Yunani serta efek dari rencana naiknya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika turut mendorong rupiah melemah.
"Tanggal 8, The Fed akan mengeluarkan rilis, investor saat ini menunggu, apakah ada kaitannya dengan suku bunga yang akan dinaikkan, dan hal ini akan berpengaruh terhadap mata uang di luar dolar AS," kata Reny di Jakarta,
Kamis (8/1/2015). Dia memperkirakan rupiah akan berada pada Rp 12.685 hingga Rp 12.790 dolar AS.
Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada menuturkan, masih berlanjutnya pelemahan euro dan kembali berbalik turunnya yen membuat dolar AS berkesempatan untuk menguat dan berimbas pada pelemahan mata uang lainnya.
Menurutnya, antisipasi pelaku pasar terhadap imbas dirilisnya hasil meeting The Fed pada 16-17 Desember 2014 yang lalu, membuat pelaku pasar lebih memilih mentransaksikan dolar AS.
"Belum adanya perubahan ke arah yang lebih baik membuat kami masih menuliskan bahwa masih adanya sentimen negatif membuat laju rupiah berpeluang kembali melanjutkan pelemahan. Diperkirakan pada kisaran Rp 12.750-12.727 (kurs tengah BI)," ujar Reza.