Menteri Perdagangan Malu Indonesia Pernah Impor Jeroan
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku malu Indonesia pernah membuka keran impor jeroan.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku malu Indonesia pernah membuka keran impor jeroan. Pasalnya daging jeroan, adalah makanan hewan peliharaan di Australia.
"Saya sebagai Mendag malu juga ada impor jeroan," ujar Rachmat di kantornya, Selasa (3/2/2015).
Atas hal tersebut, Rachmat memaparkan, masih banyak tugas yang harus dibenahi dalam memberantas daging jeroan di dalam negeri. Namun Rachmat menjelaskan tidak semudah dibayangkan untuk menutup keran impor jeroan.
"Kementerian Perdagangan butuh waktu mengatur," ungkap Rachmat.
Rachmat menambahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dalam memberantas impor jeroan. Kedua Kementerian tersebut telah sepakat tidak akan ada lagi impor jeroan pada kuartal I 2015.
"Perlu ada koordinasi dengan Kementan, langkah apa yang bisa dibuat ke depan," kata Rachmat.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan akhirnya menghentikan semua impor daging jeroan dari Australia. Pada awalnya impor jeroan hanya dibuka 20 persen, namun pemerintah kabinet kerja sepakat kuartal I 2015 dilarang mengimpor jeroan dari manapun.
"Jeroan impor sepenuhnya kita larang," ujar Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
Rachmat memaparkan, untuk daging jeroan yang sudah berada di pasar sudah tidak bisa ditarik kembali. Hal yang bisa dilakukan Rachmat adalah menunggu jeroan tersebut habis pasokannya. "Kalau yang sudah beredar nggak bisa diapa-apain," ungkap Rachmat.
Jika ada pasokan tambahan daging jeroan, maka akan disebut sebagai barang ilegal. Untuk meningkatkan pengawasan terhadap daging jeroan dan barang ilegal lainnya, Kementerian Perdagangan akan melakukan koordinasi dengan Bea Cukai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.