Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Rencana meniadakan loket penjualan tiket penerbangan yang dilakukan untuk peningkatan pelayanan publik di bandara seluruh Indonesia dinilai kurang tepat oleh maskapai.

Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor HK 209/I/I6PHB.2014 tanggal 31 Desember 2014 memang sebagai bentuk antisipasi maraknya calo tiket yang berkeliaran di sekitar loket penjualan tiket.

District Manager Lion Air Pontianak, Irfan Barda, menilai kebijakan yang diambil Kementerian Perhubungan melalui instruksinya meniadakan loket penjualan tiket di area bandara Supadio Pontianak kurang tepat.

"Kebijakan yang dimaksudkan agar tidak adanya calo tiket, tidak 100 persen menjamin bahwa permasalahan calo tiket bisa terselesaikan," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Senin (9/2/2015).

Praktik calo tiket seharusnya diselesaikan melalui manajemen bandara. Ia menilai peniadaan loket penjualan tiket di area bandara akan memberatkan penumpang. Apalagi tidak semua maskapai berkantor dekat bandara, seperti Lion Air.

"Saya khawatir nantinya penumpang yang tertinggal jam keberangkatan pesawat semakin kesusahan mengejar ketertinggalan karena harus melakukan re-schedule ke kantor airline yang bersangkutan," katanya.

Seharusnya, penumpang yang tertinggal siang bisa re-schedule sore, tetapi alamat kantor yang jauh menbuatnya harus menunggu pesawat malam. Permasalahan calo seharusnya diselesaikan oleh pihak bandara dengan melakukan berbagai antisipasi.

"Jangan buat kebijakan malah menyusahkan penumpang. Harapan kami ke depan, kebijakan benar-benar untuk kemudahan dan efektif. Kebijakan ini tidak 100 persen menjamin tidak adanya calo tiket," tegasnya.