Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bulog Belum Berfungsi Efektif untuk Turunkan Harga Beras

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta pemerintah untuk lebih mengefektifkan peran Bulog

Editor: Sanusi
zoom-in Bulog Belum Berfungsi Efektif untuk Turunkan Harga Beras
Tribun Jateng/Tribun Jateng/Puthut Dwi Putranto
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, berkunjung di Desa Dempet, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa tengah, Selasa (24/02/2015). Kedatangan Menteri Kabinet Kerja periode 2014 - 2019 itu dalam rangka panen raya padi di daerah itu. Menpan mensinyalir ada permainan mafia beras dalam kenaikan harga beras saat ini. Tribun Jateng/Puthut Dwi Putranto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta pemerintah untuk lebih mengefektifkan peran Bulog. Hal itu dinilai penting dilakukan untuk menormalkan kembali harga beras yang saat ini sangat tinggi.

"Bulog difungsikan efektif sebagai penyangga. Dulu kan seperti itu; harga naik, disebar. Bulog harus punya stok, diefektifkan lagi (kerjanya)," ujar Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Menurut dia, melonjaknya harga beras saat ini terjadi karena masalah ketidakseimbangan suplai dan permintaan. Oleh karena itu, yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah memastikan pasokan beras yang cukup untuk masyarakat.

"Harga apa pun, bukan hanya beras, kalau naik, itu karena masalah suplai dan demand yang tidak klop. Permintaan tinggi pasokan kurang, tidak lancar, intinya di situ. (Yang diperlukan adalah) bagaimana jamin agar harga beras stabil," kata dia.

Terkait tuduhan kenaikan harga beras karena adanya permainan mafia beras, masalah itu menurutnya tak perlu lagi diperpanjang. Bahkan, dia meminta pemerintah tak perlu memikirkan mafia atau unsur politis terkait kenaikan harga beras tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, harga beras mulai naik dalam beberapa pekan terakhir. Di pasar-pasar, harga beras kualitas menengah yang awalnya Rp 9.000 per kilogram kini rata-rata sudah naik 30 persen menjadi Rp 12.000 per kilogram. Untuk kualitas premium, harganya sudah mencapai Rp 15.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 11.000 per kilogram.(Yoga Sukmana)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas