Rupiah Tembus Rp 13.000, Emiten Bakal Terkena Dampak Negatif
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami tekanan. Kondisi ini, membuat sejumlah perusahaan terbuka atau emiten terkena imbas negatif.
Analis Pefindo, Guntur Tri Hariyanto, mengatakan pelemahan rupiah akan berdampak pada perusahaan-perusahaan yang memiliki eksposur terhadap mata uang asing besar, seperti emiten yang memiliki komponen bahan baku impor yang signifikan.
"Emitennya seperti, emiten farmasi, pakan ternak, manufaktur yang berbahan logam, dan distributor barang impor," kata Guntur kepada Tribunnews.com, Jakarta, Senin (9/3/2015).
Selain itu, Guntur pun mengatakan, emiten yang memiliki komponen utang dalam mata uang asing dengan jumlah besar juga akan terkena dampaknya. Dimana, belakangan ini terjadi kecenderungan emiten-emiten berutang dalam mata uang asing, terutama dolar AS.
"Statisitik terakhir menunjukkan utang swasta dalam mata uang asing saat ini sudah lebih tinggi dibandingkan utang pemerintah," ucapnya.
Hari ini, rupiah kembali menembus angka Rp 13.000 per dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah melemah menjadi Rp 13.047 dari posisi hari sebelumnya Rp 12.983 per dolar AS. Sementara, data Bloomberg siang ini rupiah di level Rp 13.052 per dolar AS.