AirAsia: Pelemahan Rupiah Bakal Pukul Bisnis Maskapai
Sunu Widyatmoko mengakui nilai tukar rupiah yang terus anjlok akan memukul bisnis maskapai di Tanah Air.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur Indonesia Air Asia Sunu Widyatmoko mengakui, nilai tukar rupiah yang terus anjlok akan memukul bisnis maskapai di Tanah Air.
Melihat nilai tukar yang sempat tembus Rp 13.245 per dolar AS, Sunu pun mengaku prihatin dan meminta pemerintah serius mengerem laju dolar. "Kami semua prihatin ya dengan pelemahan rupiah. Kami akui itu pasti akan berpengaruh ke airline," ujar Sunu saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Menurut dia, komponen dolar AS di bisnis penerbangan sangatlah besar, yakni sekitar 60 sampai 70 persen. Jadi, apabila rupiah terus melorot, maka pendapatan maskapai yang pun kian merosot.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah segera melakukan berbagai langkah agar rupiah bisa terkontrol. Menurut Sunu, pemerintah harus melihat pelemahan rupiah ini secara serius. "Pemerintah harus melihat secara serius karena tidak bisa dilepaskan kepada mekanisme pasar. Pemerintah harus lakukan preventif action agar tidak lepas kontrol," kata dia.
Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Kamis (12/3/2014) ini. Pada awal perdagangan di pasar spot, seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang Garuda dibuka menguat ke posisi Rp 13.174 per dolar AS, atau naik 18 poin dari penutupan kemarin pada 13.192.(Yoga Sukmana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.