Minat Melancong ke Luar Negeri Turun
Pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS turut berimbas terhadap kenaikan harga paket wisata keluar negeri
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS turut berimbas terhadap kenaikan harga paket wisata keluar negeri melalui biro perjalanan maupun travel di Kota Makassar.
Kondisi ini menyebabkan penurunan tingkat kunjungan warga ke luar negeri dalam bulan ini meski pengusaha maupun maskapai penerbangan jor-joran menawarkan promo paket wisata.
Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia (Asita) Sulawesi Selatan (Sulsel), Didi L Manaba, Kamis (12/3), mengatakan, harga paket wisata keluar negeri yang selama ini dirilis dengan mata uang dolar AS akan jauh lebih mahal dengan melemahnya rupiah.
“Cenderung harga yang dirilis jauh lebih mahal dari biasanya dan kami khawatir ini bisa jadi pertimbangan menunda agenda wisata. Jika keadaan ini berlarut-larut membuat kesan seperti dulu bahwa berwisata ke luar negeri itu mahal,” katanya di Makassar.
Didi belum melansir presentase penurunan minat “plesiran” keluar negeri itu. Hanya diakuinya sudah banyak keluhan konsumen yang merasa harga cukup tinggi.
Pemilik Hokki Mandiri Travel, Robert Santoso, mengamini kondisi tersebut. Menurutnya, penurunan permintaan paket wisata keluar negeri sudah terjadi dua bulan terakhir ini. Biasanya, travel ini bisa menerima permintaan wisata luar negeri tiga-empat grup sebulan.
“Saat ini satu grup pemberangkatan saja sudah untung. Jadi memang ada perlambatan. Biasanya memang daya beli masyarakat juga akan menyesuaikan. Namun, tidak instan sehingga ada kemungkinan banyak yang sementara ini menunda agenda liburannya,” jelasnya.
Terpisah, Sales and Marketing Manager Dewi Wisata Tour and Travel, Andre Wydianto, mengakui penurunan permintaan perjalanan wisata keluar negeri sejak rupiah menyentuh kurs Rp 12 ribu.
Apalagi, saat ini nilai tukar rupiah sudah menembus di atas Rp 13 ribu per dolar AS. Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat tipis 0,09 persen ke level Rp 13.180 dibanding penutupan hari sebelumnya. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia (BI), posisi rupiah kembali tergelincir 0,09 persen pada level Rp 13.176. Meski demikian, Andre optimistis kondisi ini hanya berlangsung sementara dan kembali meningkat jika kurs kembali menguat.
“Sebenarnya konsumen yang sudah doyan ke luar negeri sudah terbiasa dengan kondisi naik turunnya kurs. Hanya saja memang butuh waktu dan kami harap kondisi ini secepatnya stabil,” ujarnya.(cha)