Tidak Ada Alasan Bank Indonesia Turunkan BI Rate
"Kemungkinan kan The Fed menaikkan suku bunganya 0,25 persen. Kabar pasar kan Juni akan dinaikkannya," ucapnya.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dinilai saat ini belum memiliki alasan yang kuat untuk menurunkan suku bunga acuan perbankan (BI Rate), karena perekonomian Indonesia masih terbilang baik.
"Kalau ekonomi kita jelek baru diturunkan, sekarang kan secara umum masih bagus. Inflasi kita kemarin sesuai target sekitar 6 persen dan pembangunan infrastruktur juga terus berjalan," kata Head of Education Monex Investindo Futures Johanes Ginting, Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Tercatat, pertengahan Februari 2015 Bank Indonesia telah menurunkan BI Rate menjadi 7,5 persen dari posisi sebelumnya 7,75 persen. Posisi tersebut dinilainya perlu dipertahankan, bahkan perlu dinaikkan jika Bank Sental Amerika Serikat (The Fed) benar-benar mendongkrak suku bunga acuannya pada Juni 2015.
"Kemungkinan kan The Fed menaikkan suku bunganya 0,25 persen. Kabar pasar kan Juni akan dinaikkannya," ucapnya.
Sementara itu ketika diminta tanggapan, pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta Bank Indonesia agar memangkas BI Rate kembali, guna mendorong ekspansi kredit yang akhirnya dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Johanes menilai, hal tersebut akan selalu dipantau pelaku pasar dari domestik maupun asing.
"Di situ, asing pengen melihat Bank Indonesia independen atau engak," ucapnya.
Untuk diketahui, asumsi makro yang disepakati oleh pemerintah dan DPR, pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2015 sebesar 5,7 persen, besaran inflasi ada di level 5 persen dan nilai tukar diasumsikan sebesar Rp 12.500 per dolar AS.