Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bea Masuk Kedelai Diusulkan 27 Persen

Kementerian Pertanian (Kemtan) mengusulkan tarif bea masuk (BM) kedelai lebih tinggi dari usulan sebelumnya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bea Masuk Kedelai Diusulkan 27 Persen
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Perajin tempe tahu di Kp Buaran Indah, Rt 07/03, Kota Tangerang sedang mengolah kacang kedele menjadi tempe dan tahu, Jumat (13/3/2015). Meskipun terjadi kenaikan harga Dolar sedang tiggi, yang berdampak kerhadap barang kebutuhan impor, tetapi dampaknya sampai saat ini belum dirasakan dampaknya oleh para perajin tempe dan tahu yang menggunakan Kedelai impor. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kemtan) mengusulkan tarif bea masuk (BM) kedelai lebih tinggi dari usulan sebelumnya. Kemtan pada tahun lalu pernah mengusulkan BM sebesar 10 persen. Kali ini, Kemtan mengusulkan BM mencapai 27 persen. Alasannya, tarif BM yang tinggi membuat serapan kedelai lokal lebih besar.

Rita Mezu, Kepala Sub Direktorat Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi mengatakan, selama dua tahun sejak 2013, BM untuk kedelai sebesar 0 persen. Jika tahun ini diusulkan sebesar 27 persen masih dalam tahap wajar. Apalagi potensi kehilangan pendapatan negara dengan BM kedelai 0% mencapai Rp 35,78 miliar.

"Ini masih kami usulkan ke Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kemtan jadi prosesnya masih panjang. Tapi semangat kami memang agar serapan kedelai dalam negeri juga tinggi. Supaya petani lokal juga untung," tandas Rita pada Selasa (17/3/2015).

Selain penetapan BM, Kemtan juga mengusulkan penetapan harga pembelian kedelai di tingkat petani tahun ini naik. Jika harga pembelian kedelai di tingkat petani sebesar Rp 7.700 per kilogram (kg), maka hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 01/M-DAG/PER/1/2015 pada periode Januari sampai Maret 2015.

Kemtan mengusulkan harga kedelai bisa naik menjadi Rp 8.500 per kg. "Harga jual yang tinggi akan membuat petani semangat tanam. Sehingga produksi lokal tinggi dan dapat mengurangi impor kedelai," tandas Rita. (Mona Tobing)

BERITA REKOMENDASI
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas