Pasar Panas Bumi Tidak Laku di Dalam Negeri
Selain itu tarif listrik menggunakan panas bumi pada awalnya 1 megawatt sekitar 3 juta dollar AS menjadi 5 juta dollar AS
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, potensi energi panas bumi (geothermal) dalam negeri bisa menyumbang listrik sampai 29 gigawatt.
Namun yang bisa dihasilkan untuk memenuhi listrik di dalam negeri baru 140 megawatt, atau hanya 4,9 persen dari total potensi.
Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Tisnaldi mengungkapkan industri panas bumi tidak banyak pelakunya. Hingga saat ini hanya PT PLN (persero) saja yang menggunakan energi geothermal untuk pembangkit listrik.
"Panas bumi hanya PLN sebagai single buyer," ujar Tisnaldi di Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Kendala lainnya energi panas bumi adalah ongkos produksi yang mahal. Tisnaldi menyebutkan pada awal produksi panas bumi membutuhkan biaya 7 juta dollar AS untuk satu sumur, namun sekarang sudah mencapai 10 juta dollar AS.
Selain itu tarif listrik menggunakan panas bumi pada awalnya 1 megawatt sekitar 3 juta dollar AS sekarang menjadi 5 juta dollar AS
"Ongkosnya menjadi mahal untuk pengeboran," jelas Tisnaldi.
Masalah lain di sektor geothermal adalah binary. Dengan situasi tersebut, panas bumi menjadi dingin dan sulit digunakan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.