TRIBUNNEWS.COM.MAKASSAR-- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) tahun 2015. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memberlakukan single class atau satu kelas penumpang untuk sejumlah kapal pelayaran di bawahnya.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Utama PT Pelni Pusat, per 1 April 2015, 22 dari total 25 kapal akan memberlakukan sistem satu tikey yakni ekonomi atau disebut paket wisata.

Selebihnya hanya tiga kapal besar masih menerapkan sistem kelas.
General Manager (GM) PT Pelni Makassar, Bachtiar Rahim, Rabu (15/4), menjelaskan, pemberlakuan ini juga berlaku di Makassar.

Saat ini tercatat 15 kapal yang singgah di pelabuhan Makassar dan hanya satu diantaranya yang masih menerapkan sistem kelas.

Dia menjelaskan, kebijakan tersebut ditempuh untuk memaksimalkan fungsi semua ruang di kapal

"Masyarakat perlu tahu bahwa hal tersebut dilakukan atas pertimbangan berbagai pihak termasuk Kementerian Perhubungan dimana ditujukan untuk memaksimalkan fungsi ruang kelas I, II, dan III yang tidak terpakai efektif," katanya saat ditemui di kantornya Jl Jendral Sudirman, Makassar.

Kata dia tidak banyak penumpang yang memilih kelas I, II, dan II mengingat harganya bisa mencapai Rp 1,5 juta (dari Makassar-Jawa). "Yang artinya hampir sama dengan biaya pesawat. Sehingga masyarakat lebih memilih pesawat untuk bepergian," jelasnya.

Lebih teknis, untuk tahap awal pihak Pelni akan membuka sekat yang ada di kapal.
Selama masa renovasi tersebut pihaknya menerapkan sistem penomoran. "Harganya tetap harga ekonomi, namun amoi akan mengatur bagi siapa yang cepat membeli tiket akan mendapatkan fasilitas kelas I, II, dan III untuk sementara," jelasnya. (nie)