Peluang Usaha: Cuci Mobil Tanpa Air yang Tanpa Modal Besar
Membawa kendaraan ke tempat pencucian mobil merupakan pilihan yang paling praktis bagi pemilik kendaraan yang sibuk
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Aktivitas yang semakin padat menyebabkan banyak orang kesulitan mencari waktu untuk merawat kendaraan pribadinya. Padahal, kendaraan butuh perawatan, paling tidak dicuci agar penampilannya tetap oke.
Membawa kendaraan ke tempat pencucian mobil merupakan pilihan yang paling praktis bagi pemilik kendaraan yang sibuk. Tak heran bila bisnis jasa cuci mobil dan salon mobil tetap mekar.
Sayangnya, bisnis ini tak begitu ramah lingkungan lantaran penggunaan air yang sangat besar. Untuk membersihkan sebuah mobil, air yang diperlukan bisa seratusan liter.
Kondisi ini memunculkan inovasi baru, yakni mencuci mobil tanpa air. Peran air digantikan oleh cairan yang disemprot pada permukaan bagian mobil, baik pada eksterior maupun interior. Mobil pun bisa tampil kinclong.
Salah satu pemain di usaha ini, Elihu Nugroho, mengatakan bahwa jasa cuci mobil tanpa air sudah lazim di negara-negara maju. Pasalnya, masyarakat mereka di sana sudah menyadari pentingnya menghemat air. Sementara masyarakat Indonesia belum terlalu paham mengenai krisis air yang mulai terjadi.
Dulu, Elihu berkecimpung di usaha salon mobil konvensional hingga menemukan inovasi cuci mobil tanpa air. Dus, sejak 2013, Elihu membuat produk yang bisa digunakan untuk mencuci mobil tanpa air. Elihu butuh waktu setahun sampai mendapat formula yang pas. Beberapa kali ia menemui kegagalan dalam membuat produk tersebut. “Ketika saya buat, cairannya sempat menimbulkan flek putih pada permukaan mobil. Saya coba terus hingga formulanya tepat,” ujar Elihu.
Baru pada Maret 2014, Elihu menemukan formula yang pas untuk cairan pembersih mobil tanpa air. Cairan itu diberi merek Valo. Saat itu, ia belum percaya diri menjual produknya. Dus, produk cairan tersebut dia gunakan untuk membersihkan mobilnya sendiri terlebih dahulu. Selain itu, beberapa temannya pun ikut mencoba menggunakan produk tersebut.
Ketika puas dengan hasil yang didapat, Elihu membuka outlet pencucian mobil tanpa air di Jakarta, September 2014, dengan nama Valo Car Care. Meski demikian, Valo juga menerima jasa cuci motor bahkan jetski. “Kami pernah diminta untuk membersihkan jetski karena pemiliknya kebingungan mencari produk yang tepat untuk membersihkan kendaraan yang terus-menerus ada di dalam air,” cetus dia.
Outlet tersebut sengaja didirikan dekat kawasan perkantoran dan apartemen. Dua bangunan ini jadi target Elihu. Banyak pengelola kantor dan apartemen yang tidak mengijinkan mobil yang parkir untuk dicuci. Pasalnya, penggunaan air membuat pengelola keluar biaya. Inilah celah yang dimanfaatkan oleh Elihu.
Untuk menggunakan jasa Valo man (sebutan untuk karyawan Valo Car Care), konsumen harus membayar biaya berkisar Rp 50.000–Rp 200.000 per mobil. Besaran biaya itu ditentukan oleh paket pencucian yang dipilih, antara lain cuci eksterior, interior, jamur dan kaca, serta cuci mesin mobil. Semakin banyak paket yang diambil, biaya pencucian tentu semakin besar.
Peluang yang sama juga ditangkap oleh Harijanto Ongko. Alih-alih menciptakan produk pembersih mobil, pria asal Surabaya ini mendatangkan waralaba cuci mobil asal Australia, Nowet Waterless Carclean.
Harijanto membawa lisensi Nowet pertama kali pada 2011. Saat itu bisa dikatakan, jasa cuci mobil tanpa air ini tergolong hal baru di dalam negeri. “Karena tanpa air, jasa ini bisa dilakukan di mana saja dan kami dapat menghampiri pelanggan,” ujarnya.
Dia bilang, mobil yang dipamerkan di pusat perbelanjaan kerap jadi kliennya. Lantaran tak mungkin mencuci mobil dalam mal, jasa cuci mobil tanpa air pun sangat dibutuhkan.
Banyak kelebihan
Inovasi cairan pembersih mobil tanpa air ini memang belum terlalu dikenal banyak orang. Padahal, banyak kelebihan yang ditonjolkan ketimbang mencuci air secara konvensional alias menggunakan air. Penghematan air dari cairan ini sangat signifikan.
Elihu bilang, untuk mencuci satu unit mobil, air bersih yang diperlukan bisa mencapai 300 liter. Di sisi lain, air bersih sebanyak itu bisa memenuhi kebutuhan konsumsi air minum seseorang sampai lima bulan. “Tidak banyak orang yang sadar akan kondisi ini,” ujar Elihu.
Dengan kata lain, usaha ini juga mendukung program ramah lingkungan. Ini jadi salah satu kelebihan jasa cuci mobil tanpa air. Elihu juga bilang, banyak jasa cuci mobil konvensional yang tutup karena kekurangan air bersih. “Banyak salon mobil yang tutup karena memang kebutuhan air sangat besar dan mereka tidak sanggup memenuhinya,” tandas dia.
Di samping itu, lantaran tak menggunakan air, merintis usaha jasa cuci mobil tanpa air ini pun lebih sederhana. Untuk memulai usaha, yang diperlukan adalah menyewa tempat usaha dan menyediakan produk cairan pembersih.
Bahkan, Elihu bilang, usaha ini bisa dilakukan di rumah alias tak perlu menyewa tempat. “Pemilik mobil tidak perlu mendatangi Valo, tapi Valo man yang akan mendatangi mobil konsumen untuk dicuci. Kami hanya perlu lokasi dan plat mobil,” ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk membersihkan satu unit mobil, waktu yang diperlukan sekitar 15 menit hingga sejam, tergantung bagian yang dibersihkan. Adapun jumlah karyawan untuk membersihkan mobil tidak banyak. Jasa pencucian mobil tanpa air bisa dilakukan oleh satu orang saja.
Modal untuk merintis usaha ini jelas tidak sebesar jasa mobil konvensional. Ditambah, potensi balik modalnya pun lebih cepat. Elihu bilang, untuk membuka satu outlet Valo Car, modal yang diperlukan minimal Rp 30 juta. Modal itu digunakan untuk menyediakan produk, sewa tempat serta merekrut tenaga kerja.
Peluang kemitraan
Anda tertarik menjajal usaha ini? Bila tak mau repot-repot menciptakan produk baru, Anda bisa bergabung dengan kemitraan yang ditawarkan oleh Elihu dan Harijanto.
Sejak membawa Nowet Waterless Carclean masuk ke Indonesia, Harijanto langsung menawarkan waralaba. Saat ini, Nowet sudah punya enam outlet di Jakarta, Semarang, Batam, Surabaya dan Yogyakarta. "Satu gerai milik pusat, sisanya milik mitra," ujar dia.
Dalam kerjasama waralaba ini, Harijanto menawarkan dua paket investasi. Pertama, paket Nowet Express senilai Rp 100 juta. Paket ini hanya menawarkan jasa cuci mobil. Dari investasi sebesar itu, Rp 75 juta untuk biaya waralaba lima tahun, dan sisanya buat peralatan cuci seperti obat-obatan. Mitra tak perlu punya tempat usaha karena ini jasa panggilan.
Selanjutnya, paket Nowet Car Care senilai Rp 200 juta. Rinciannya, Rp 150 juta buat biaya waralaba lima tahun, dan sisanya buat membeli peralatan dan obat-obatan. Berbeda dengan paket pertama, mitra paket ini diwajibkan memiliki lokasi usaha untuk digunakan sebagai workshop. Soalnya, paket ini menawarkan empat macam perawatan mobil, seperti cuci mobil, salon mobil, auto detailing dan paint protection. Pelanggan usaha ini biasanya para anggota komunitas pecinta mobil dan korporasi.
Tarif jasa cuci mobil di tepat ini dibanderol mulai Rp 90.000 sampai Rp 145.000, tergantung jenis mobilnya. Sementara tarif lain, seperti paint protection seharga Rp 6 juta per mobil. Ia menargetkan, mitra paket Nowet Express bisa mengantongi omzet sebesar Rp 22,5 juta dengan margin sekitar 30%. Sementara mitra paket Nowet Car Care bisa meraup omzet sekitar Rp 38 juta per bulan dengan margin sama. "Rata-rata balik modal tiap-tiap paket diperkirakan 18 bulan," kata Harijanto.
Sementara itu, di bawah bendera PT Valo Indonesia Prima, Elihu menawarkan tiga paket kemitraan. Masing-masing mensyaratkan investasi senilai
Rp 30 juta, Rp 50 juta, dan
Rp 100 juta. Pembelian bahan baku rata-rata memakan biaya 30% dari total omzet. Di antaranya membeli produk kimia, semir ban, pembersih jamur, body waterless, dan engine cleaner.
Elihu menargetkan tiap outlet bisa mencuci minimal 110 mobil-300 mobil dalam satu bulan. Setelah dikurangi dengan biaya operasional, mitra diprediksi akan balik modal sekitar satu hingga dua tahun.
Elihu menambahkan, saat ini produk cairan untuk pembersih tanpa air bisa dihitung dengan jari. Untuk memudahkan, pemain baru bisa mengambil paket kemitraan yang ada. Akan tetapi, jika memang tak puas, Anda bisa coba membuat produk sendiri. "Kalau ada produk sendiri, potensi usahanya tentu lebih besar karena akan dicari-cari," katanya.
Persaingan pada jenis usaha ini memang belum terlihat. Dus, Elihu bilang, peluang usahanya masih sangat menggiurkan. Sebagai salah satu pelopor usaha mencuci mobil tanpa air, Elihu bilang kesulitan yang ditemui adalah meyakinkan pengguna jasa yang dibidik.
Menurut pengamatan Elihu, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ketersediaan air bersih masih sangat kurang. Di mata masyarakat, produk ini belum dianggap sebagai solusi. Masyarakat juga masih curiga produk ini bisa menimbulkan baret pada permukaan kendaraan karena hanya disemprot lalu dilap.
Sebagai bentuk edukasi, Elihu sering mengadakan demo cuci mobil tanpa air. Dengan demikian, masyarakat bisa melihat langsung kelebihan produk ini dibandingkan pembersih yang biasa digunakan pada jasa cuci mobil konvensional.
Rahasia dapur tidak dijual bebas
Jasa cuci mobil tanpa air menjadi solusi ketika kendaraan harus tampil mengkilap, namun air sulit diperoleh. Sayangnya, cairan pengganti air ini tidak dijual secara ritel di pasar bebas. Untuk bisa mengaplikasikan cairan pembersih ini pada mobil, Anda harus memanggil jasa cuci mobil tanpa air ini.
Elihu Nugraha, pendiri Valo Car Care, mengatakan produk ini memang sengaja tidak dijual secara umum. Sejak awal, ia mengembangkan usahanya dengan cara menjalin kemitraan. Total gerai milik mitra ada 14. Lokasinya di Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Palembang, Lampung, Manado, dan Palu.
Ada beberapa pertimbangan Elihu. Pertama, penggunaan produknya tidak semudah yang dibayangkan. Cairan pembersih tak bisa sembarang diaplikasikan. “Untuk membersihkannya harus menggunakan kain microfiber dan ada teknik tertentu agar tidak merusak lapisan cat mobil,” ujar dia.
Walau jika diperhatikan, proses mencuci tanpa air ini tak terlalu sulit. Tahap pertama ialah menyemprotkan cairan pembersih pada permukaan mobil yang kotor. Setelah disemprot, jangan terlalu tergesa-gesa untuk menyekanya dengan lap. Tunggu beberapa detik agar cairan benar-benar menempel pada bodi mobil. Bila sudah tampak bersih, gosoklah permukaan mobil dengan menggunakan kain microfiber. Hindari kain lap biasa karena akan merusak permukaan mobil. Membersihkan bodi mobil mungkin tampak mudah, tapi untuk membersihkan bagian lain terutama mesin cukup sulit sehingga sebaiknya diserahkan pada karyawan yang ahli.
Formula pada cairan pembersih bisa mengikat debu kotoran dan mengangkatnya dari permukaan mobil. Adapun kandungan carbona wax bisa melapisi permukaan mobil. "Kalaupun hujan, mobil bisa tetap mengkilap," kata Elihu. Selain itu, dengan membuka outlet, ia bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Karyawan Valo Car Care harus mengikuti pelatihan selama dua hari untuk bisa mengaplikasikan cairan pembersih.
Pertimbangan lain ialah, saat ini jarang sekali orang yang punya waktu untuk mencuci mobilnya sendiri. Waktu untuk mencuci mobil kerap digunakan untuk aktivitas lain. “Kalau dijual di toko, mungkin banyak yang beli, tapi belum tentu mereka mengaplikasikannya dengan benar. Lebih parah lagi, belum tentu produk saya ini benar-benar digunakan,” ucap dia. (Marantina/Noor Muhammad Falih)