MEA Perlu Diwaspadai Agar Indonesia Tak Jadi Sasaran Pasar
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro terus menggaungkan pentingnya prinsip resiprokal atau perlakuan yang sama
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro terus menggaungkan pentingnya prinsip resiprokal atau perlakuan yang sama untuk mengikuti perkembangan bisnis perbankan di dunia.
Hal ini perlu dijalankan, guna menahan gempuran perbankan asing ketika adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sektor perbankan pada 2020. "MEA ini juga perlu diwaspadai, jangan sampai negara kita hanya sasaran pasar," ucap Bambang di Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Bambang menilai, pemerintah dan instansi terkait seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong agar prinsip resiprokal dapat diterapkan dalam ASEAN Banking Integration Framework (ABIF).
"Artinya ini, bank Malaysia silakan masuk ke Indonesia, tapi (perbankan) Indonesia masuk ke Malaysia juga dengan perlakuan yang sama, jangan Malaysia ke sini buka ATM dari ujung (Indonesia) Barat ke Timur, dan Indonesia buka Malaysia hanya remittance," tutur Bambang.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, perlakukan yang sama perlu didapatkan oleh perbankan nasional, sehingga tercipta kesamaan hak dalam hubungan bilateral ekonomi negara. "Kita perlu hak yang sama, kita menjaga martabat Indonesia," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.