Perolehan Laba Dua Kali Lipat Inalum Menuai Pujian
Marwan pun mengaku kaget dengan prestasi tersebut. Sebab ketika masih dikelola Jepang, Inalum sulit mencatat laba sebesar itu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perolehan laba dua kali lipat yang diperoleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) selama periode April-Desember 2014 menuai pujian.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress), Marwan Batubara mengatakan peningkatan laba bersih yang dicapai Inalum menunjukkan bahwa orang Indonesia yang saat ini ada di Inalum sudah menguasai pengelolaan.
Ia pun mengaku kaget dengan prestasi tersebut. Sebab ketika masih dikelola Jepang, Inalum sulit mencatat laba sebesar itu.
"Saya kira Pemerintah bisa melakukan pemeriksaan ulang terhadap manajeman sebelumnya, kenapa (laba) sebelumnya tidak seperti ini, ada apa?" kata Marwan Senin (1/6/2015).
Kinerja PT Inalum mengalami peningkatan yang signifikan.
Ini bisa dilihat dari produksi aluminium batangan yang mencapai 199.692 ton. Jumlah itu naik sekitar 4,1 persen dibanding produksi pada periode yang sama di tahun 2013, yang hanya 190.363 ton.
Hal ini berbeda saat Inalum dikelola oleh Jepang, bahkan Marwan mencurigai bahwa pengelola Inalum sebelum menjadi BUMN boleh jadi melakukan manipulasi.
"Kita tidak berprasangka buruk, tapi dengan adanya perubahan yang sangat signifikan seperti sekarang, yang sampai menghasilkan laba bersih hingga dua kali lipat, disamping kita mengapresiasi manajemen baru Inalum yang dijalankan oleh orang-orang Indonesia sendiri dan kita juga menyambut baik apa yang sudah dicapai," ujarnya.
"Namun di saat bersamaan, kita juga perlu melihat ke belakang, apa sesungguhnya yang terjadi sebelumnya, kenapa baru kali ini mencapai laba sebesar itu," tambah Marwan.
Kendati curiga terhadap kondisi Inalum ketika masih dikelola Jepang, Marwan secara jujur memuji Inalum saat ini.
Keberhasilan Inalum ini diakuinya memang tidak lepas dari kinerja pengelola di dalamnya.
"Itu artinya pihak Inalum saat ini sudah melakukan serangkaian perbaikan yang fundamental sehingga menghasilkan laba yang sangat signifikan, dan itu memang pekerjaan yang harus dilakukan. Tentu ke depan diharapkan bisa lebih ditingkatkan lagi," katanya.
Dengan perbedaan laba yang begitu mencolok dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata dia, jangan-jangan betul ada manipulasi.
"Jadi, kalau betul begitu, sebaiknya jangan ditutupi, silahkan dibuka saja. Mari kita tuntut itu perusahaan Jepang, seandainya betul ada penyelewengan," jelasnya.
Ia juga meminta Inalum agar tak cepat puas dengan prestasi saat ini.
"Ke depan Inalum juga harus melakukan perbaikan dan pengembangan sebagaimana yang sudah direncanakan. Meskipun menurutku itu sudah cukup terlambat, misalnya menambah pembangkit, peningkatan kapasitas, dan memperbaiki smelter yang sudah tua agar lebih baik," ujar Marwan.
"Intinya, perbaikan-perbaikan mengenai infrastruktur dan perangkat perusahaan juga harus segera diremajakan dan diperbaiki untuk menunjang kinrja mendatang,"tutup Marwan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.