Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tak Ungkap Nama, Mafia Migas Dianggap Pepesan Kosong

Namun tim yang diketuai Faisal Basri tak pernah menyebut nama-nama yang terlibat dalam mafia migas tersebut.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tak Ungkap Nama, Mafia Migas Dianggap Pepesan Kosong
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Tim reformasi tata kelola migas yang dipimpin Faisal Basri memaparkan hasil kerja mereka di hadapan wartawan di Kantor kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral di Jakarta, Minggu (21/12/2014). Tim merekomendasikan pemerintah menghentikan impor bahan bakar minyak ron 88 (premium) dan diganti bbm ron 92. Indonesia satu-satunya negara di Asia Tenggara pemakai bbm ron 88 yang ketersediaannya sangat minim sehingga rawan manipulasi. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama tim reformasi tata kelola migas bekerja, mereka selalu menyebutkan adanya indikasi praktek mafia migas.

Namun tim yang diketuai Faisal Basri tak pernah menyebut nama-nama yang terlibat dalam mafia migas tersebut.

Pengamat ekonomi politik Salamuddin Daeng menilai masyarakat akan melihat Faisal Basri cs tidak serius memberi rekomendasi untuk memberantas mafia migas di dalam negeri. Apalagi sampai saat ini mafia migas tidak pernah dilaporkan ke pihak aparat hukum.

"Jika tim anti mafia migas tidak segera mengumumkan dan melaporkan ke aparat hukum, publik berkesimpulan isu mafia hanya dagelan," ujar Salamuddin di Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Salamuddin memaparkan tanpa adanya nama pelaku praktek mafia migas, hal tersebut adalah cara untuk mengganti kepengurusan mafia yang baru.

Salamuddin berpendapat bahwa mafia yang baru sudah masuk ke lembaga pemerintahan dan BUMN di sektor migas.

"Ini cara mengganti kepengurusan mafia migas melalui penempatan antek mafia baru," kata Salamuddin.

Berita Rekomendasi

Salamuddin menambahkan proses liberalisasi migas, mulai dan hulu sampai ke hilir berlangsung lancar. Hal ini membuat kontrak migas banyak jatuh ke pihak asing dan perusahaan BUMN menjadi lemah.

"Sekali lagi rakyat tertipu dengan pepesan kosong," ungkap Salamuddin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas