Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ini Alasan Share Swap Mitratel Untungkan Telkom

"Soal ada persetujuan atau penolakan, itu menjadi kewenangan dewan komisaris. Bagi kami prosesnya harus governance, itu tujuan utamanya," jelas Indra

zoom-in Ini Alasan Share Swap Mitratel Untungkan Telkom
Warta Kota/Nur Ichsan
JALIN KERJASAMA - PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) sepakat menjalin kerjasama dengan KSO Sumarecon Serpong terkait Penyediaan dan Pemasaran Layanan Telekomunikasi Indihome Fiber di Kawasan Summarecon Serpong Tangerang. Penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) ini dilakukan oleh EGM Divre II Jabotabes Prasabri Pesti (kanan) mewakili Telkom dan Executive Director KSO Summarecon Serpong Magdalena Juliati (tengah) disaksikan Direktur Consumer Service Telkom Dian Rachmawan bertempat di Kantor Witel Tangerang, Kawasan BSD Tangerang, Sabtu (28/3) (26/3). Berdasarkan perjanjian kerjasama ini Telkom akan membangun dan menyediakan sarana serta prasarana pendukung layanan telekomunikasi IndiHome Fiber di Kawasan Summarecon Serpong Tangerang mulai dari STO sampai dengan Handhole Pit. Termasuk di dalamnya dengan penarikan jaringan kabel fiber optic mulai dari STO sampai dengan KTB/ONT di masing-masing unit Kawasan. Telkom akan menyediakan layanan Indihome Fiber ini untuk 3.243 hunian dalam 17 cluster di Kawasan Summarecon Serpong. Telkom menawarkan paket Indihome Fiber 10 Mbps dengan layanan bundling telepon rumah, internet kecepatan 10 Mbps unlimited dan UseeTV Cable All Channel. Warta Kota/nur ichsan 

Valuasi 100% saham Mitratel melalui share swap dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan IPO. Dengan memperhitungkan ekuitas Mitratel di 2014 sebesar Rp 1,56 triliun, dengan mengacu nilai buku Telkom 4x (2014), maka 100% Mitratel hanya senilai Rp 6,25 triliun.

Pada harga ini prices earning (PE) yang ditawarkan 51x, masih lebih rendah dari tawaran TBIG.

Sementara jika menggunakan perhitungan PE, nilai Mitratel jauh lebih rendah lagi. Dengan menggunakan laba bersih Mitratel di 2014 sebesar Rp 122 miliar, dengan PE 18,6x (mengacu PE Telkom 2014), maka nilai 100% saham Mitratel hanya sebesar Rp 2,25 triliun.

Jika opsi IPO yang dipilih, jumlah dana yang diperoleh akan terbatas, karena mustahil bagi Telkom untuk melepas 100% saham.

Selain itu dengan IPO, Telkom masih akan menanggung beban utang Rp 2,6 triliun dengan bunga tinggi.

Padahal jika opsi share swap dengan TBIG yang dipilih, beban utang ini akan langsung hilang.

Analis CLSA Securities Indonesia, Abdullah Hasyim dalam risetnya mengatakan, berdasarkan transaksi Telkom dengan TBIG, valuasi menara Mitratel dihargai Rp 2,8 miliar - Rp 3,2 miliar.

Berita Rekomendasi

Angka tersebut sangat tinggi mengingat tenancy ratio menara Mitratel hanya 1,1x, jauh dibawah industri sebesar 1,6x-1,9x.

"Opsi share swap sangat menguntungkan Telkom. Selain dapat menikmati keuntungan bisnis secara berkelanjutan, Telkom dapat menjadi pemilik mayoritas saham TBIG dengan membeli saham publik atau dari pemegang saham lain," imbuh Analis Woori Korindo Securities Reza Priyambada.

Menteri BUMN Rini Soemarmo juga telah menegaskan bahwa transaksi tukar guling saham Mitratel dengan saham TBIG merupakan aksi korporasi yang sepenuhnya menjadi kewenangan manajemen Telkom sebagai pemilik Mitratel. Oleh karena itu menteri BUMN memberikan kebebasan kepada Telkom untuk melakukan aksi korporasi tersebut.

"Kita harus memberikan respek terhadap proses yang telah dilakukan Telkom. Jika memang akan dilanjutkan ataupun dibatalkan, hal itu harus melalui proses bisnis yang benar. Kami percaya Telkom telah menjalankan governance dengan sangat baik," ujar Rini.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas