Uchok: Jangan Biarkan Kinerja RNI Terus Menurun
Kita mendesak BPK untuk turun tangan melakukan audit investigatif. Dari situ harus ada yang bertanggung jawab
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat menilai kinerja BUMN gula yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terus mengalami penurunan. Hanya dalam tempo 3 bulan aset PT RNI terus menurun menjadi sekitar Rp454 miliar.
"Kita mendesak BPK untuk turun tangan melakukan audit investigatif. Dari situ harus ada yang bertanggung jawab," kata Direktur eksektutif Center for Budget Analisys Uchok Sky Khadafi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Berdasarkan dokumen perkembangan kinerja RNI pada triwulan I/2015 terungkap penurunan itu sebagai akibat adanya kerugian tambahan sekitar Rp50 miliar. Ditambah lagi dengan beban pokok penjualan mengalami kenaikan sekitar Rp20 miliar.
"Tentu kondisi seperti ini tak boleh dibiarkan terus menerus terjadi. Kementerian perlu mengambil langkah cepat demi menyelamatkan BUMN itu," kata Uchok.
Pelepasan stock gula sisa tahun produksi tahun lalu dibutuhkan untuk menutup sebagian kebutuhan operasional dan modal kerja perusahaan, karena likuiditas perusahaan yang menurun.
Penurunan persediaan tersebut utamanya karena kerugian pada 2014 sebesar Rp301 miliar. Kerugian triwulan I/2015 sebesar Rp48 miliar yang terakumulasi pada penurunan ekuitas perusahaan sebesar Rp349 miliar.
Dari dokumen itu terungkap pula, bagaimana laporan laba rugi per kelompok industri (anak usaha) yang hampir semuanya merugi. Misalnya PT Rajawali Nusindo merugi sekitar Rp12,5 miliar. Sementara PT Mitra Organ juga merugi 19,4 miliar.
Juga begitu dengan PT Pabrik Gula (PG) Rajawali II yang juga mengalami kerugian Rp35,6 miliar.
"Kalau memang dirasakan mendesak, maka direksi-direksi anak perusahaan yang merugi ini dinonaktifkan dulu," ujarnya.
Saat ditanyakan terkait adanya wacana penjualan beberapa anak perusahaan RNI, Uchok meminta agar Menteri BUMN Rini Soemarno segera mencegah langkah-langkah tersebut.
Uchok menyarankan kepada Rini Soemarno agar para direksi-direksi yang dianggap tak cakap dalam memimpin tidak perlu dipilih lagi.
"Perlu SDM yang memiliki integritas tinggi dan memiliki rekam jejak bagus," katanya.