Pabrik Baru Pupuk Sriwijaya II-B, Ditargetkan Beroperasi Penuh 2016
Pabrik baru Pupuk Sriwijaya II-B, Palembang, ditargetkan beroperasi penuh pada 2016
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. PALEMBANG. Pabrik baru Pupuk Sriwijaya II-B, Palembang, ditargetkan beroperasi penuh pada 2016 karena saat ini sudah menyelesaikan pekerjaan fisik hingga 95%.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Beny Hariyoso di Palembang, Sabtu, mengatakan Pusri menjadwalkan uji coba perdana pada Desember 2015.
"Sejauh ini semua sudah sesuai dengan rencana, dalam waktu dekat Pusri akan membantu kontraktor untuk membuat rekayasa 'start up' pabrik agar benar-benar bisa menjalankan target produksi penuh pada Maret 2016," kata Beny, seusai pelepasan armada pasar murah di delapan lokasi Kota Palembang, Sabtu (4/7/2015).
Ia mengatakan, untuk itu, pada periode Januari hingga Februari 2016 dijadwalkan tes pengoperasian pabrik tahap pertama untuk memastikan kapasitas terpasang.
Pabrik Pusri II-B diproyeksikan memiliki kapasitas terpasang untuk pabrik amonia 2.000 ton per hari (660.000 ton per tahun), dan pabrik urea 2.750 ton per hari (907.500 ton per tahun).
"Nanti setelah Pusri II-B ini resmi beroperasi sekitar Maret 2016, pabrik lama akan dimatikan karena gasnya akan dipakai. Mengenai rencana ke depan, akan diapakan pabrik baru ini belum ada wacana, bisa jadi akan diperbaiki total karena sudah tidak efisien (dibangun 1974) untuk dijadikan pabrik baru lagi," kata dia.
Terkait dengan produksi, ia menerangkan, dengan digantinya Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki kapasitas 450.000 ton per tahun ini ke pabrik Pusri II-B yang mulai beroperasi Maret 2016 maka akan menambah produksi total menjadi 2,61 juta ton per tahun.
Ia menjelaskan pada pabrik baru ini akan mulai digunakan energi batu bara untuk beragam kebutuhan utilitas, sementara energi gas hanya untuk proses pembuatan pupuk.
Pabrik Pusri II-B ini akan menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea.
Sementara itu, selain membangun pabrik urea dan amonia yang baru, Pusri juga sedang mendirikan pabrik pupuk NPK yang ditargetkan selesai pada September 2016 karena saat ini progres sudah mencapai 80%.
"Diharapkan pada Oktober, Pusri sudah memiliki produk pupuk NPK dengan target 100 ribu ton per tahun. Menurut rencana, akan ada dua pabrik NPK di lahan 4 hektare ini," kata dia.
Pabrik Pusri II-B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga hemat bahan bakar gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU/ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea.
Dibandingkan dengan Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU/Ton Amonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea.