Rupiah Anjlok, Masyarakat Getol Tumpuk Valas
Depresiasi rupiah mendorong masyarakat getol menggemukkan simpanan valuta asing
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Depresiasi rupiah mendorong masyarakat getol menggemukkan simpanan valuta asing. Beberapa di antaranya bahkan mengonversi simpanan dalam bentuk rupiah menjadi dollar AS atau dolar Singapura.
Oki Samudra (31), salah satunya. Karyawan perusahaan pelat merah ini mengaku, mengkonversi seluruh simpanannya dari rupiah ke dolar Singapura baru-baru ini. Alasannya, nilai tukar rupiah semakin loyo dan bunga simpanan di bank tidak menarik.
"Biaya administrasi simpanan valas lumayan besar dan bunganya kecil. Namun, nilai tukar rupiah terhadap dolar sedang tinggi. Jadi, saya memilih mengamankan dolar untuk investasi jangka pendek, seperti berlibur atau perjalanan bisnis," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (5/8).
Lain cerita dengan Rina L (38). Karyawan bank asing ini mengaku, menyimpan dolar AS sebagai salah satu instrumen investasi yang likuid. "Untuk jangka panjang, dolar AS lebih menjanjikan nilainya seperti reksadana, bahkan lebih likuid," terang dia.
Rina sendiri menyimpan dolar AS dalam bentuk simpanan di bank. Selain dollar AS, ia juga mengoleksi dolar Singapura dan beberapa mata uang asing lainnya. "Selain dolar AS, mata uang asing lainnya disimpan untuk keperluan jalan-jalan."
Dalam laporan pertumbuhan ekonomi, Lembaga Penjamin Simpanan melansir, simpanan valas di bank meningkat cukup kentara mencapai 22,9 persen pada empat bulan pertama tahun ini. Hal ini dikarenakan depresiasi rupiah yang mendorong masyarakat mengonversi simpanan rupiah mereka menjadi valas.(Christine Novita Nababan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.