Pamor Bisnis Batu Akik Mulai Pudar
Penurunan jumlah pengunjung di pusat-pusat penjualan batu akik tak ayal membuat omzet para pedagang turun signifikan
Editor: Hendra Gunawan
Miliaran rupiah uang berputar di sana setiap harinya. Apalagi ketika terjadi booming batu akik beberapa bulan lalu.
Orang-orang kaya baru tercipta karena keuntungan yang mereka dapatkan dari penjualan batu akik maupun batu mulia yang sangat besar.
Belakangan, manisnya berbisnis batu akik dan batu mulia mendorong banyak orang untuk terjun ke sana.
Lihat saja, hampir di setiap jalan perkampungan tampak pedagang batu akik maupun jasa pengolahan batu dari bongkahan menjadi batu akik siap pakai.
Mereka bahkan rela meninggalkan profesi lamanya karena tergiur pendapatan besar dari berbisnis batu akik.
Tetapi kondisi itu berbeda dengan apa yang terjadi sekarang. Nasib batu akik saat ini memang kerap dikaitkan dengan nasib tanaman anthurium dan ikan louhan beberapa tahun silam yang sempat sangat tenar, namun kemudian redup dalam waktu relatif singkat.
Pemerhati batu akik, Ahmad, mengatakan meskipun saat ini meredup, pasar batu akik tidak akan pernah mati.
Menurutnya, sebelum fenomena batu akik meledak beberapa tahun terakhir, batu akik sudah banyak peminatnya.
“Di Rawabening, pasar batu akik sudah ada sejak tahun 1980-an dan terus eksis sampai sekarang karena memiliki pangsa pasar. Jadi, saya kira kalau mengalami peredupan itu wajar, namun tidak akan sampai mematikan industri ini,” katanya.
Peminat batu akik maupun batu mulia di Indonesia menurut Ahmad masih cukup besar, di luar orang-orang yang hanya ikut terkena sindrom sesaat.
“Batu akik dan jenis bebatuan lainnya bisa menjadi barang koleksi atau hobi maupun perhiasan. Sudah banyak orang yang terlanjur suka, meski awalnya hanya ikut-ikutan saja," katanya.
"Apalagi aneka macam jenis batu itu bisa merepresentasikan kekayaan alam Indonesia karena masing-masing daerah punya jenis dan nama batu sendiri. Fenomena ini saya kira akan berlanjut meski tak seheboh seperti beberapa tahun terakhir ini,” jelasnya.
Gelar Pameran
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan DKI Jakarta, Irwandi, sepakat jika kelesuan pasar batu akik dan batu mulia saat ini diantaranya karena kelesuan ekonomi serta oleh faktor euforia batu akik sudah mulai meredup.
“Euforia terhadap batu ini menurut saya tidak lepas dari peran para pemain batu besar yang berhasil membentuk pasar seperti kasus boomingnya tanaman anthurium dan ikan louhan yang pernah terjadi,” kata dia.