Pemerintah Diminta Tegas ke Eksportir yang Simpan Uang di Luar Negeri
pemerintah juga harus menggenjot produk-produk berbasis ekspor dan tidak mengandalkan satu sektor saja, seperti pertambangan dan crude palm oil
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diimbau bersikap keras kepada eksportir dalam negeri yang masih melakukan penyimpanan uang hasil ekspornya di perbankan luar negeri.
Hal tersebut dinilai Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nurdin Tampubolon sangat perlu guna menjaga ketersediaan dolar AS di dalam negeri tidak sedikit, yang akhirnya dapat menekan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negeri Paman Sam.
"Ada eksportir nakal, parkir uangnya di luar negeri dalam bentuk dolar AS. Pemerintah harus ada kebijakan untuk menarik dolar AS ke dalam negeri," ujar Nurdin di gedung DPR, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Selain itu, pemerintah juga harus berani melakukan penekanan impor. Salah satu caranya, dengan menaikkan pajak barang-barang impor non konsumtif.
"Ekspor kita itu Rp 1.800 triliun, dan impor kita sekitar Rp 2.000 triliun, jadi ada selisih Rp 200 triliun. Akibat itu, dolar AS semakin sedikit di dalam negeri," ujar Agus.
Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah juga harus menggenjot produk-produk berbasis ekspor dan tidak mengandalkan satu sektor saja, seperti pertambangan dan crude palm oil (minyak kepala sawit/CPO).