Pemerintah Dinilai Gagal Jaga Daya Beli Masyarakat
Indikator kesejahteraan yang hingga saat ini masih ‘disembunyikan’ oleh Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan memburuk.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indikator kesejahteraan yang hingga saat ini masih ‘disembunyikan’ oleh Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan memburuk.
Indikator tersebut meliputi tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, dan indeks rasio gini ditengarai terjadi akibat empat faktor.
Ekonom senior INDEF, Fadhil Hasan menuturkan, salah satu faktor yang menyebabkan memburuknya indikator kesejahteraan yaitu gagalnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.
“Pemerintah gagal dalam menjaga daya beli masyarakat setelah kenaikan bahan bakar minyak (BBM), kenaikan harga gas, kenaikan harga bahan pokok,” kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (24/8/2015).
Akibat daya beli yang menurun, konsumsi rumah tangga terus mengalami pelemahan yang pada triwulan I-2015 hanya tumbuh sebesar 5,1 persen, dan triwulan I-2015 menurun lagi menjadi 4,9 persen. Padahal konsumsi rumah tangga ini merupakan kontribusi terbesar pembentuk produk domestik bruto.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan kesejahteraan turun adalah program bantuan sosial yang tidak efektif. “Pemerintah bukannya melakukan perlindungan sosial, justru menghilangkan atau menunda program sosial, misalnya raskin,” lanjut Fadhil.
Inflasi pada kelompok bahan makanan yang secara year to year atau tahunan tercatat 8,28 persen juga menjadi salah satu faktor penyebab memburuknya kesejahteraan masyarakat. Selama Januari-Juli 2015 memang inflasi month to month baru mencapai 1,9 persen.(Estu Suryowati)