Kemampuan BI Antisipasi Pelemahan Rupiah Lemah
Hendrawan Supratikno menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cukup mengkhawatirkan.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cukup mengkhawatirkan.
Menurutnya, peran Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter dipertanyakan dengan terus melemahnya rupiah.
"Kemampuan BI untuk antisipasi pelemahan rupiah lemah. Kecenderungan pelemahan rupiah belum menunjukkan tanda-tanda berakhir," kata Hendrawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Hendrawan membandingkan, sepanjang tahun ini rupiah telah melemah lebih dari 18 persen bila dibandingkan dengan kurs awal Januari 2015.
Padahal menurutnya, sepanjang 2014, rupiah hanya melemah sekitar 1,74 persen.
"Perlemahan rupiah yang berlanjut menimbulkan dampak berantai yang bila tidak diantisipasi akan mengganggu kekuatan fundamental ekonomi nasional," tuturnya.
Hendrawan meminta BI sebagai otoritas moneter untuk bertindak secara tegas dan antisipasif dalam menjaga nilai tukar rupiah, dan memberi bobot lebih terhadap penguatan kurs nilai tukar dalam bauran kebijakan moneter.
Pihaknya juga mendesak Pimpinan DPR untuk segera mengadakan pertemuan konsultasi dengan pimpinan BPK serta meminta lembaga auditor itu untuk melakukan pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap BI.
Hal itu sebagaimana diatur dalam UU No 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan UU No 15 tahun 2006 tentang BPK.
"Kami mendesak pimpinan DPR RI untuk segera mengadakan pertemuan konsultasi dengan pimpinan BPK dan meminta kepada BPK untuk melakukan pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap BI," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.