Pemerintah Diminta Turunkan Asumsi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS di RAPBN 2016
Angka 13.900 tersebut mendapat kritik dari anggota Badan Anggaran DPR RI, Syaifullah Tamliha
Penulis: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 disepakati bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp 13.900.
Angka 13.900 tersebut mendapat kritik dari anggota Badan Anggaran DPR RI, Syaifullah Tamliha.
Tamliha pun menilai, nilai asumsi tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 13.900 terlalu tinggi. Dirinya pun meminta asumsi tersebut diturunkan guna menciptakan kepercayaan diri pada ekonomi Indonesia.
"Saya tidak ingin ada kesan fundamental kita yang tidak kuat dimana asumsi nilai tukar rupiah Rp 13.900. Padahal rupiah saat ini sudah Rp 13.200 sekian per dolar AS. Ini saya harapkan dikoreksi (asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS)," kata Tamliha dalam rapat kerja Banggar dengan Menteri Keuangan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro dalam kesempatan yang sama mengatakan, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 13.900 sudah cukup tepat.
Hal itu dikarenakan belum pastinya Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menaikkan suku bunga acuan.
"Pergerakan kurs masih fluktuatif. Karena itu kita sepakat dulu Rp 13.900," tuturnya.
Bambang sadar bahwa rupiah saat ini mulai menunjukkan penguatan terhadap dolar AS.
Namun, hal itu tidak serta merta langsung mengubah nilai asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena harus mempertimbangkan kondisi global ke depan.
"Nanti kalau kita ubah sekarang lalu dolar menguat akan menyesal. Kalau sudah seperti itu nanti saling menyalahkan," ujar Bambang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.