Saham Rumah Sakit Cocok untuk Investasi Jangka Panjang
Pilihan saham yang bergerak di sektor jasa rumah sakit pada saat ini masih sangat sedikit
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilihan saham yang bergerak di sektor jasa rumah sakit pada saat ini masih sangat sedikit, dua dari empat saham tersebut yaitu PT Siloam Internasional Hospital Tbk (SILO) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).
Praktisi Pasar Modal Aria Santoso mengatakan, kedua emiten tersebut memiliki potensi untuk semakin berkembang, mengingat perbandingan antara jumlah rumah sakit dan penduduk Indonesia masih sangat jauh dari kata mencukupi.
"Di Indonesia itu penduduknya banyak tapi dokter dan rumah sakitnya terbatas. Jadi kedua saham ini cukup potensial," ujar Aria, belum lama ini.
Menurutnya, investor yang ingin membeli saham MIKA dan SILO diharapkan untuk berinvestasi jangka panjang agar mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal.
Tercatat, saham MIKA pada penutupan perdagangan Kamis (12/11/2015) berada di level Rp 2.645, sedangkan SILO di posisi Rp 9.150 per lembar saham.
"Harga itu boleh masuk sekarang, tetapi masuknya secara bertahap, karena masih bisa lebih murah lagi (dalam waktu dekat). Jangka panjang sahamnya akan naik, apalagi mereka sedang melakukan ekspansi ke berbagai daerah," tuturnya.
Ia melihat, ekspansi MIKA memang belum seagresif SILO yang sudah merambah ke luar Pulau Jawa, seperti Sumatera, Bali dan lainnya, namun masing-masing rumah sakit tersebut sudah memiliki pangsa pasar tersendiri.
"Kinerja mereka cukup baik, apalagi keduanya sama-sama terus ekspansi untuk melebarkan pasar mereka," ucap dia.
Hingga 2019, MIKA menargetkan membangun enam rumah sakit di Jabodetabek dan Surabaya, Jawa Timur. Masing-masing rumah sakit tersebut berkapasitas 200 tempat tidur, sehingga pada 2019 nanti total jaringan rumah sakit mencapai 18 dengan kapasitas 3.400 tempat tidur.
MIKA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 24 Maret 2015 dengan melepas 261,91 juta lembar saham dengan harga Rp 17.000 per saham.
Seiring berjalannya waktu, perseroan memutuskan untuk melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham, pada 16 Oktober 2015 saham hasil stock split mulai berlaku pada harga sekitar Rp 2.800.
Sementara, SILO mencatatkan perdana saham pada 12 September 2015 dengan melepas sekitar 156,10 juta saham dengan nilai Rp 9.000 per saham.
Saat ini SILO mengoperasikan 20 rumah sakit yang berada di 15 kota dan menargetkan pada 2017 akan mengoperasikan lebih dari 50 rumah sakit di lebih dari 30 kota dan kabupaten seluruh Indonesia.