Teror Paris, Analis Prediksi Pasar Saham Akan Jatuh
Banyak analis yakin dampak ekonomi akan bersifat sementara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Nilai-nilai saham, minyak mentah dan mata uang Eropa kemungkinan besar akan turun minggu ini di tengah kekhawatiran para investor mengenai pengaruh serangan teror di Paris terhadap kepercayaan konsumen dan faktor-faktor utama ekonomi global.
Para analis mengatakan bahwa pasar-pasar saham akan jatuh sementara karena serangan Paris, namun ini bukan sesuatu yang akan melemparkan ekonomi Eropa ke dalam resesi.
Sasaran-sasaran teror yang bersifat publik -- kafe-kafe, stadion dan gedung konser -- dapat membuat orang-orang ragu berkunjung ke Paris dan kota-kota besar lainnya. Penurunan pariwisata di Eropa dapat memperlemah euro, sementara harga-harga minyak dapat jatuh karena ketakutan bahwa permintaan akan menurun. Serangan-serangan itu juga dapat berdampak buruk pada maskapai-maskapai penerbangan besar di AS, Eropa dan Asia.
Serangan-serangan bom bunuh diri pada Jumat malam, yang menewaskan 129 orang dan lebih dari 350 terluka, terjadi saat para investor sudah khawatir mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan masa depan zona euro.
Banyak analis yakin dampak ekonomi akan bersifat sementara.
"Meski peristiwa-peristiwa ini sangat mengerikan, aktivitas ekonomi biasanya cukup bertahan," kata Howard Archer, analis dari IHS Global Insight di Inggris. "Pada akhirnya, orang-orang harus meneruskan hidup mereka."
Sam Stovall, strategis ekuitas AS untuk S&P Capital IQ, mengatakan pasar saham AS kemungkinan akan jatuh 2 persen hari Senin, dengan penurunan-penurunan lebih besar di Eropa. Tapi ia mengatakan "ini bukan sesuatu yang akan melemparkan ekonomi Eropa ke dalam resesi." Berdasarkan reaksi-reaksi terhadap serangan-serangan serupa di masa lalu, Stovall berharap saham-saham akan mulai pulih setelah sekitar seminggu.
Shane Oliver, ekonom kepala di AMP Capital, mengatakan bahwa pasar AS perlu lebih dari sebulan untuk pulih dari serangan 11 September 2001, sementara pasar Inggris bangkit kembali dalam sehari setelah pemboman-pemboman di London tahun 2005. [hd]
Sumber: VOA-Indonesia