Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

APM Paksa Penjual Suku Cadang Otomotif Turunkan Harga 10 Persen

Pebisnis komponen menjerit karena agen pemegang merek (APM) memaksa mereka memangkas harga jual komponen 10% lebih.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in APM Paksa Penjual Suku Cadang Otomotif Turunkan Harga 10 Persen
tribun timur/muhammad abdiwan
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kelesuan bisnis mobil dan sepeda motor berefek domino ke industri komponen. Pebisnis komponen menjerit karena agen pemegang merek (APM) memaksa mereka memangkas harga jual komponen 10% lebih.

Hamdani Dzulkarnaen Salim, Ketua Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) menuding, APM tidak mau labanya turun di tengah lesu penjualan yang lesu. "Mereka cenderung ingin menjaga margin keuntungan, akhirnya imbasnya mereka melakukan memangkas ongkos dari komponen otomotif," tudingnya, Kamis (19/11).

Di sisi lain, pebisnis komponen dalam negeri sangat bergantung pada pasar kepada pabrikan. Seperti kita ketahui, ada dua pasar komponen yakni original equipment manufacturer (OEM) alias yang dijual kepada pabrikan APM.

Pasar lain yakni penjualan after sales service. Masalahnya, porsi penjualan mereka OEM mencapai 60%-70% dan 30%-40% ke after sales service. Tekanan untuk menurunkan harga jual dari APM, ditambah pelemahan rupiah, tak urung membikin pebisnis komponen makin merana.

Catatan GIAMM, dari awal tahun ada 10 perusahaan komponen yang gulung tikar. "Tapi bisa jadi ada lebih dari itu kalo ingin ditelusuri lebih dalam," ujar Hamdani.

Hingga akhir tahun nanti, GIAMM memprediksi nilai penjualan komponen secara nasional akan turun 20%. Karena itulah, sejumlah pebisnis komponen dalam lingkup GIAMM tengah menyusun strategi untuk meminimalisasi penurunan nilai penjualan.

Semisal, dengan meningkatkan penjualan ekspor. PT Astra Otoparts Tbk menuturkan pendapat taj jauh beda. Produsen komponen yang merupakan bagian dari Grup Astra itu, mengaku kinerja juga menurun lantaran permintaan komponen oleh pabrikan yang sedang lesu.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu, manajemen Astra Otoparts juga mengaku terganjal oleh kenaikan upah buruh dan harga bahan baku yang semakin mahal. "Ketiga masalah ini cukup membuat bisnis kami terantam," aku Direktur PT Astra Otoparts Tbk Hugeng Gozali.

Mengintip laporan keuangan kuartal III-2015, pendapatan Astra Otoparts tercatat Rp 8,67 triliun. Catatan pendapatan itu turun 5,56% ketimbang pendapatan pada kuartal III-2014 yakni Rp 9,18 triliun. (David Oliver Purba)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas