Lewat Jamur Agatha Virdhi Bikin Penyedap Masakan Berbahan Alami
“Namun di balik itu, mengandung banyak zat kimia yang membahayakan kesehatan,” papar penyandang penghargaan Juara 1 Kategori Jasa Boga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - “Mulailah meningkatkan kualitas hidup Anda,” tukas Agatha Virdhi Saputra. S.Pd.
Salah satu caranya, kata usahawan muda dengan komptensi bioteknologi pangan ini, menjaga aktifitas makan menjadi sesuatu yang sangat penting.
“Hargai hidup Anda. Berikan makanan terbaik untuk tubuh setiap hari,” tambahnya.
Agatha Virdhi Saputra. S.Pd, adalah wirausaha muda binaan Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia.
Fokus usaha yang dikembangkan selama ini bergerak di bidang bioteknologi pangan membuat penyedap masakan berbahan baku Jamur tanpa MSG (Monosodium Glutamat).
Menurut Agatha, masyarakat banyak yang kurang menyadari, bahkan tidak tahu sodium glutamat atau MSG ini.
Produsen makanan industri kebanyakan menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa produknya.
Karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan cita rasa makanan.
“Namun di balik itu, mengandung banyak zat kimia yang membahayakan kesehatan,” papar penyandang penghargaan Juara 1 Kategori Jasa Boga LombaWirausaha Muda Pemula Berprestasi Tingkat Nasional 2015 dari Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora ini.
Menurut Agatha, pola makan masyarakat belakangan ini semakin bertumpu pada makanan modern yang mengandung pengawet dan penyedap berbahan zat kimia. Inilah salah satu yang menjadi keprihatinannya.
Berawal dari keprihatinan tersebut, Agatha kemudian membangun usaha, mendirikan CV. Agatha Pratama, yang bergerak di bidang bioteknologi pangan membuat penyedap masakan berbahan baku Jamur tanpa MSG.
Usaha ini didirikan sejak tahun 2014 yang kini mempekerjakan puluhan karyawan. Beralamat di kediaman yang sekaligus dijadikan tempat usahanya (Workshop dan Pemasaran), di Griya Mangli AJ 9 Jember Jawa Timur.
Dalam kurun waktu satu tahun, dengan nilai investasi awal sebesar 35 juta rupiah, usahawan muda kelahiran Jember, 28 Agustus 1989 ini, kini telah memiliki aset berjalan tak kurang dari 113 juta rupiah, dengan omset per bulan rata-rata 19 – 25 juta rupiah.
Jatuh bangun telah dirasakan Agatha merintis usaha.