Berkonsep Green Factory, Ini lho Hemat Energi ala Teh Ichitan
"Pabrik kami menggunakan sistem teknologi Auto Warehouse System dan Cold Aseptic Filling," ucap Mr Ichitan.
Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Robertus Rimawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, THAILAND - Setelah musibah banjir besar yang melanda Negara Thailand, membuat sejumlah sejumlah lokasi dan parbrik terendam, satu di antaranya pabrik teh Ichitan.
Pabrik yang dimiliki Tan Passakornnatee atau yang kerap dikenal Mr Ichitan tersebut, kemudian bangkit kembali dan menggunakan konsep teknologi green factory.
"Pabrik kami menggunakan sistem teknologi Auto Warehouse System dan Cold Aseptic Filling," ucap Mr Ichitan, saat ditemui di Pabrik Teh Ichitan, kawasan Uthai, Thailanda, Senin (23/11/2015).
Dalam acara 'My Ichitan Moment Media Fam Trip', Tribunnews.com diberi kesempatan langsung mengunjungi pabrik teh ternama di Thailand tersebut.
Konsep minimalis dan modern terlihat pada saat pertama kali memasuki pabrik ini.
Selain itu, pencahayaan yang digunakan pabrik tersebut menggunakan lampu Light Emitting Diode (LED) serta kaca yang menembus cahaya dari luar.
Sehingga hal tersebut dapat menghemat pembiayaan listrik.
"Kita sengaja membuat beberapa pabrik ini agak sedikit gelap, karena kita menggunakan sedikit lampu dari LED dan dibantu cahaya matahari. Sehingga jadi lebih irit," katanya.
Ichitan Green Factory dibangun pada tahun 11 Oktober 2011. Produk ini bekerjasama dengan Alfa Grup dan Mitsubishi Corporation Japan, dan Ichitan resmi terdaftar sebagai PT. Ichi Tan Indonesia.
Proses produksi di Teh Ichitan ini dimulai dengan merebus teh hijau organik, lalu dilakukan pemisahan sedimen.
“Teh akan di distribusikan melalui jaringan pipa tertutup untuk masuk ke dalam sistem pencampuran tangki."
"Dalam proses ini teh sekaligus di sterilisasikan kemudian suhu akan turun sekitar 25 derajat celcius,” lanjut Mr. Ichitan.
Sementara itu, sistem Cold Aseptic Filling Tecnology itu, menggunakan botol plastik yang tidak perlu tebal.
Sehingga dapat mengurangi 36 persen penggunaan botol plastik, menghemat energi dalam produksi dan mengurangi proses degradasi alam yang sangat besar.
“Nutrisi yang terkandung dalam teh hijau juga bisa berkurang akibat proses pemanasan."
"Sehingga teknologi ini menghasilkan teh 5 kali lebih baik dari teknologi panas atau Hot Filling Techology,” terangnya.
Pengurangan limbah juga dilakukan melalui penangkapan asap kemudian dialirkan kembali untuk dijadikan bahan bakar.
Lalu sisa daun tehnya digunakan sebagai bahan ternak dan juga pupuk pertanian.
“Pengurangan energi selama setahun ini dapat menghemat bensin untuk 6.800 kendaraan per tahun,” jelas pria yang terkenal dengan topi sailornya.
Proses yang hanya menggunakan 100 pekerja tersebut, lebih mengandalkan mesin sebagai sistem untuk melakukan produksi.
Sementara pekerjanya bertugas sebagai pengendali.
Pabrik ini dapat menghasilkan sekitar 1.200.000.000 botol per tahunnya atau sekitar 600 botol per menit.(*)