Besarnya Transaksi Valas Tekan Nilai Tukar Rupiah
Transaksi antarpenduduk Indonesia dalam valuta asing (Valas) kurang lebih 70 persen dari 8 miliar dolar AS.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sylke Febrina Laucereno
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Transaksi antarpenduduk Indonesia dalam valuta asing (Valas) kurang lebih 70 persen dari 8 miliar dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan masih tingginya transaksi ini menyebabkan tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Kami harapkan tahun depan bisa lebih baik dan transaksi di dalam negeri bisa menggunakan rupiah tidak bisa lagi gunakan valas," kata Agus di Jakarta, Senin (14/12/2015).
Dia menjelaskan, kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang Januari 2015 hingga 8 Desember 2015 terdepresiasi 12 persen.
Sekitar 70 persen transaksi antarpenduduk (non bank) dalam valas, 4 persen untuk pinjaman, unrequited transfer 8 persen, 13 persen transaksi jasa dan 5 persen untuk lain lain.
Menurut dia ini lebih baik dibandingkan Malaysia yang mengalami depresiasi sebesar 21 persen, Brasil 42 persen, Turki 24 persen.
"Negara berkembang memang tertekan, tapi kita masih bisa jaga di 12 persen karena koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan BI yang terjaga," ujar Agus.
Menurut Agus paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah dari jilid I sampai VII bisa membangun kenyamanan dunia usaha dan pasar keuangan.
Menurut Agus, BI melakukan survei kepada dunia usaha pada 9 bulan lalu hasilnya minat untuk investasi di Indonesia turun sekali. Namun akhir tahun menjelang tahun 2016 ini minat investasi cukup tinggi.
"Ini momentum yang baik untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2016," ujar Agus.