Operator Telekomunikasi Bermodal Pas-pasan Silakan Minggir
Para operator telekomunikasi telah berjanji menyelenggarakan jaringan telekomunikasi secara berkesinambungan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemain industri telekomunikasi Tanah Air akan lebih ramping. Maklum, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong konsolidasi antar operator telekomunikasi supaya lebih kuat modal dan jaringannya lebih luas.
Menurut Menteri Kominfo Rudiantara, para operator telekomunikasi telah berjanji menyelenggarakan jaringan telekomunikasi secara berkesinambungan (modern licence).
"Saya sudah bertemu dengan pemegang saham yang tidak akan survive. Saya bilang bila tidak punya modal menyerah saja dan konsolidasi," tandas Rudiantara kepada KONTAN, belum lama ini.
Memang, hingga kini pemerintah belum memberikan surat peringatan ke operator seluler. Namun, usai evaluasi kinerja akhir tahun ini, pemerintah akan melayangkan surat peringatan kepada operator yang gagal memenuhi janjinya. Setelah tiga kali mendapat surat peringatan, pemerintah akan mencabut lisensi operator.
Oleh karena itu, Rudiantara mendorong para operator yang kurang mampu untuk konsolidasi. "Saya berharap tahun 2019 hanya tinggal empat operator seluler yang ada di Indonesia," tandasnya.
Sayang, ia tidak memerinci nama empat operator yang bakal tersisa. Namun untuk saat ini Telkomsel yang paling kuat. Ia menilai Telkomsel bakal berdiri sendiri.
Sebagai catatan, saat ini ada sejumlah nama penyelenggara jaringan di Indonesia adalah PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Indosat Ooredoo Tbk, PT XL Axiata, PT Smartfren Telecom Tbk, PT Hutchison Tri Indonesia, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia, PT Bakrie Telecom Tbk, dan PT Internux (Bolt).
Menurut Muhammad Nashiruddin, Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) bidang Ekonomi dan Bisnis, dari sejumlah operator telekomunikasi itu, yang bisa bertahan adalah tiga operator besar yakni Telkomsel, Indosat dan XL Axiata.
Dia menilai, Smartfren, Hutchison Tri Indonesia, Bakrie Telecom dan Sampoerna Telekom mempunyai peluang besar berkolaborasi. "Bisa mempercepat economies of scale operator," katanya ke KONTAN, Rabu (16/12).
Sejauh ini, operator telekomunikasi menyatakan belum mempertimbangkan konsolidasi dengan operator lain. "Kami belum memiliki rencana tersebut," kata Ririek Adriansjah, Direktur Utama Telkomsel. "Belum pernah ada diskusi sama sekali," kata Alexander Rusli, Direktur Utama Indosat.
Begitu pula dengan Hutchinson Tri Indonesia. "Setahu saya belum ada. Untuk jelasnya harus ditanya ke pemegang saham," ungkap Danny Buldansyah, Wakil Presiden Direktur Hutchinson Tri Indonesia.
Direktur Utama Smartfren Telecom Merza Fachys memberi sinyal siap berkolaborasi. "Apakah ada operator lain yang minat kolaborasi dengan kami," katanya. (Pamela Sarnia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.