Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PT Bank Artos Indonesia Tbk Selenggarakan Due Diligence Meeting and Public Expose

Untuk memperkuat permodalan dengan menggandeng investor publik, Bank Artos yang per Juni 2015 memiliki total aset Rp 730,2 miliar

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in PT Bank Artos Indonesia Tbk Selenggarakan Due Diligence Meeting and Public Expose
ist
Bank Artos 
TRIBUNNEWS.COM.BANDUNG - Untuk memperkuat permodalan dengan  menggandeng investor publik, Bank  Artos yang per Juni 2015  memiliki total aset Rp 730,2 miliar itu tak  lama lagi akan go public, setelah menyelesaikan  berbagai rangkain persyaratan yang ditetapkan Otoritas  Jasa Keuangan.
Penyelenggarakan Due  Diligence Meeting & Public Expose dilakukan  Jumat ( 18/12/2015) , bertempat di Grand Ballroom Hotel Mercure  Bandung Setiabudi. Diperkirakan pertengahan Januari  2016, saham PT Bank Artos Indonesia Tbk sudah akan  diperdagangkan di bursa (listed).
 
Manajemen Bank Artos menjelaskan, latar belakang  dilakukannya Penawaran Umum Perdana Saham (IPO),  didasari keinginan pemegang saham pendiri yang ingin  memperluas akes pendanaan melalui pasar modal, guna  menopang pertumbuhan usaha.
”Dengan menjadi perusahaan  publik, kami juga yakin kepercayaan dari relasi dan  nasabah akan semakin meningkat, seiring dengan  tuntutan aspek keterbukaan dan pengawasan,“ jelas Lina  Arto Hardy, Direktur dan Perwakilan Pemegang Saham  Bank Artos.
 
Pada Penawaran Umum Perdana Saham ini Bank Artos  menawarkan sebanyak-banyaknya 241.250.000 saham baru  atau 20% dari modal disetor bank setelah Penawaran  Umum, dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 100,-.  
Dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan  sistem teknologi informasi dan memperkuat kemampuan  penyaluran kredit.
“Setelah IPO, dalam tiga tahun kedepan, kami  menargetkan pertumbuhan total aset, dana pihak ketiga  dan penyaluran kredit tumbuh rata-rata 20% tiap  tahunnya,” ungkap Reinantha Yaputra, Direktur Utama  Bank Artos.
Lebih detilnya, pada tahun 2018, sambung  Reinantha, Bank Artos menargetkan sudah memiliki total  aset Rp 1,1 triliun, dana pihak ketiga Rp 825, 9  miliar dan menyalurkan kredit Rp 826,6 miliar.
Per Juni 2015, Bank Artos sukses melakukan  penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp 562,5  miliar, menyalurkan kredit sebesar Rp 488,8 miliar dan  membukukan laba bersih sebesar Rp 552 juta. Rasio- rasio keuangan Bank Artos menujukkan level yang sehat,  dengan CAR 18,31%, NIM 5,50%, LDR 87,60% dan NPL  2,92%.
 
Didirikan di Bandung pada 12 Desember 1992, Bank Artos  merupakan salah satu bank nasional yang punya basis  kuat di Jawa Barat dan kini berkembang menjadi bank  nasional. Selain 4 kantor operasionalnya di Bandung,  Bank Artos juga sudah memiliki 4 kantor operasional di  Jakarta.
“Jumlah cabang kami memang belum banyak,  karena kami lebih fokus meningkatkan besaran bisnis  melalui kemitraan dengan lembaga-lembaga lain seperti  dengan BPR dan perusahaan multifinance,” lanjut  Reinantha Yaputra.
Selain menyediakan layanan umum perbankan seperti  pemberian kredit usaha dan tabungan, Bank Artos juga  menyediakan berbagai layanan lain seperti fasilitas  ATM (tergabung dalam jaringan ATM Bersama), Sentra  Pembayaran Tagihan Telepon, Flexi dan PLN, Fasilitas  Penggajian Karyawan (Payroll System), Pembayaran Uang  Sekolah, Pelayanan Antar Jemput Transaksi (Pick Up  Service) dan Safe Deposit Box (SDB).
 
Lina Arto Hardy menjelaskan pihaknya selama ini banyak  menyasarkan program perbankannya untuk segmen UKM. 
“Selama 23 tahun ini, kami konsisten mendukung program  pemerintah dalam memajukan sektor UKM sebagai target  utama pasar kami,” ungkap Lina.
Dari sisi pembiayaan,  pihaknya banyak membina kalangan debitur pengusaha  kecil agar bisnisnya makin “bankable” dan terus  berkembang.
Contoh riel langkah Bank Artos dalam pembinaan UKM  bisa dilihat dari kesuksesan Koperasi Peternak Garut  Selatan (KPGS).
KPGS merupakan debitur binaan Bank  Artos semenjak masih berskala kecil. Selain memberikan  bantuan pembiayaan, Bank Artos juga melakukan  pendampingan dalam aspek pengelolaan keuangan maupun  pengembangan usaha terhadap koperasi itu. Kini KPGS  sudah menjelma menjadi salah satu koperasi terbesar di  Garut.
 
Lina Arto Hardy menjelaskan, Bank Artos terus berusaha  semaksimal mungkin menjalankan tiga pilar utama dalam  pengelolaan bank. Antara lain aspek good corporate  governance, penerapan manajemen risiko, dan mengelola  bank dengan prinsip kehati-hatian (prudent banking).
Dengan prinsip itu, Bank Artos telah  membuktikan punya daya saing yang bagus dan berhasil  melewati  3 krisis perekonomian yang pernah menerpa  Indonesia.
Di lain sisi, pemegang saham Bank Artos  juga bangga mampu tumbuh dengan tetap menjaga diri  sebagai sebagai bank nasional yang seluruh pemegang  sahamnya warga negara Indonesia (bukan pemegang saham  asing).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas