Ruginya Pengapalan Ternak Sapi Versi Pedagang
Akibat besarnya beban biaya yang harus dikeluarkan, kalangan pengusaha rela mengalah dan merugi
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pedagang Sapi Antar Pulau Hendrik Hartono, mengapreasi kehadiran kapal khusus ternak tersebut, namun ia mengakui hingga kini biaya logistik pengiriman sapi dari NTT yang dirasakan peternak masih tinggi.
Ia mencontohkan biaya pemindahan sapi dari hutan ke sentra peternak di sekitar NTT mencapai Rp 100-150 ribu per ekor, plus biaya penitipan ternak di karantina yang mencapai Rp 250 ribu per ekor, angka itu bakal semakin besar ditambah biaya pegapalan di pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai Rp 300 ribu per ekor.
Kemudian biaya pengiriman dari Priok ke daerah lain yang mencapai Rp 120 ribu, bahkan jika dihitung dengan beban sewa di lokasi pengumpulan ternak di Tambun Rp 100 ribu per ekor serta biaya pengawalan sapi dari NTT ke Jakarta yang mencapai Rp 75-100 ribu per ekor, maka beban biaya distribusi yang harus dikeluarkan pengusaha cukup besar.
“Jadi kalau Rp 1,5 dikurang Rp 1.120 ribu kita hanya menghemat Rp 300-400 ribu, bukan hanya menjadi Rp 320 ribu,” papar dia, Selasa (5/1/2015).
Hendrik menyatakan, akibat besarnya beban biaya yang harus dikeluarkan, kalangan pengusaha rela mengalah dan merugi hingga jutaan rupiah pada saat pengapalan pertama kapal ternak yang dilakukan 11 Desember lalu.
“Ya akhirnya kita mengalah ini demi pengapalan pertama dan diterima langsung pak Jokowi itu,” kata dia.
Selain itu salah satu kendala lain mahalnya biaya logistik pengiriman sapi, akibat lambannya rekomendasi yang dikeluakan pemerintah daerah, sehingga biaya penitipan dan bobot susut sapi menjadi lebih besar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.